JAKARTA. Hutchison Ports Indonesia (HPI) berambisi memperkuat bisnis peti kemas di dalam negeri. Tak heran, anak usaha Hutchison Ports Holdings asal Hong Kong ini telah menyiapkan dan US$ 100 juta untuk mengembangkan Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja.Sebagai catatan, HPI kini menjadi pengelola JICT dengan memegang 51% saham, berbagai kepemilikan dengan Pelindo II (49%). Adapun di TPK KOja, HPI menguasai 49% saham di TPK Koja.Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Ports Indonesia Stephen Ashworth mengungkapkan, dari total dana yang disiapkan tadi, US$ 60 juta akan dia alokasikan untuk ekspansi di JICT. Sedangkan sisa dana yang dianggarkan (US$ 40 juta) sisanya, untuk ekspansi di TPK Koja. Dana yang dialokasikan sampai 2014 itu, kelak akan dikembangkan bersama dengan Pelindo II atau Indonesian Port Corporation (IPC).Stephen menjelaskan, dana yang dialokasikan bagi JICT akan digunakan untuk membangun Automatic Gate System dan membebaskan lahan di area makam Mbah Priok. Sedangkan, di TPK Koja, perusahaan ini akan membeli beberapa unit kapal dan beberapa truk besar.Bidik 1 juta TEUs Menurut Stephen, tujuan ekspansi yang dia ayunkan adalah mendongkrak kapasitas JICT menjadi 3,6 juta twenty foot equivalent units (TEUs) tahun ini, dari semula 3,4 juta TEUs. Begitu pula di TPK Koja, Stepehen berharap, kapasitasnya bisa meningkat menjadi 1 juta TEUs pada 2012, dari sebelumnya 650.000 TEUs. Masih kata Stephen, kini sudah ada 12 truk yang terdaftar melayani terminal JICT, dan akan terdeteksi melalui barcode oleh Automatic Gate System. "Jadi langsung ke pelabuhan, tidak perlu pemeriksaan melalui dokumen," ujarnya, akhir pekan lalu.Belakangan, produktivitas TPK Koja terus membaik. Hingga semester I 2012, Koja mampu menangani lebih dari 1.400 kontainer sehari, dan melayani tiga kapal secara bersamaan dengan menggunakan enam quay crane.Tahun ini rata-rata gross cane rate (GCR) pun sudah mencapai 27 pemindahan peti kemas per jam. Angka itu meningkat signifikan dibanding tahun lalu, yaitu 22 pemindahan peti kemas per jam. Presiden Direktur HPI Iwan Rialdy mengklaim, keberhasilan TPK Koja itu berkat kontribusi dan dedikasi manajemen serta kehadiran para tenaga kerja. Dia bilang, baik IPC maupun HPI memang berkomitmen meningkatkan produktivitas layanan kepada pelanggan, dengan cara menambah peralatan dan fasilitas. Penambahan fasilitas dan peralatan itu juga seiring bertambahnya arus kontainer yang melintasi Tanjung Priok.Nah, demi menggenjot produktifitas Koja, kata Iwan, HPI akan memperluas lahan kontainer dan jalur gerbang tambahan pada 2013. Selain itu, perusahaan akan mendatangkan peralatan berupa delapan unit head-truck, tiga unit rubber-tyred gantry crane (RGTC) dan satu super post-Panamax quay crane. "Melalui penambahan lahan dan peralatan baru itu, kami menargetkan kapasitas bongkar muat di TPK Koja bisa mencapai 1 juta TEUs per tahun," kata Iwan.
Dongkrak kapasitas, Hutchison siapkan US$ 100 juta
JAKARTA. Hutchison Ports Indonesia (HPI) berambisi memperkuat bisnis peti kemas di dalam negeri. Tak heran, anak usaha Hutchison Ports Holdings asal Hong Kong ini telah menyiapkan dan US$ 100 juta untuk mengembangkan Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja.Sebagai catatan, HPI kini menjadi pengelola JICT dengan memegang 51% saham, berbagai kepemilikan dengan Pelindo II (49%). Adapun di TPK KOja, HPI menguasai 49% saham di TPK Koja.Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Ports Indonesia Stephen Ashworth mengungkapkan, dari total dana yang disiapkan tadi, US$ 60 juta akan dia alokasikan untuk ekspansi di JICT. Sedangkan sisa dana yang dianggarkan (US$ 40 juta) sisanya, untuk ekspansi di TPK Koja. Dana yang dialokasikan sampai 2014 itu, kelak akan dikembangkan bersama dengan Pelindo II atau Indonesian Port Corporation (IPC).Stephen menjelaskan, dana yang dialokasikan bagi JICT akan digunakan untuk membangun Automatic Gate System dan membebaskan lahan di area makam Mbah Priok. Sedangkan, di TPK Koja, perusahaan ini akan membeli beberapa unit kapal dan beberapa truk besar.Bidik 1 juta TEUs Menurut Stephen, tujuan ekspansi yang dia ayunkan adalah mendongkrak kapasitas JICT menjadi 3,6 juta twenty foot equivalent units (TEUs) tahun ini, dari semula 3,4 juta TEUs. Begitu pula di TPK Koja, Stepehen berharap, kapasitasnya bisa meningkat menjadi 1 juta TEUs pada 2012, dari sebelumnya 650.000 TEUs. Masih kata Stephen, kini sudah ada 12 truk yang terdaftar melayani terminal JICT, dan akan terdeteksi melalui barcode oleh Automatic Gate System. "Jadi langsung ke pelabuhan, tidak perlu pemeriksaan melalui dokumen," ujarnya, akhir pekan lalu.Belakangan, produktivitas TPK Koja terus membaik. Hingga semester I 2012, Koja mampu menangani lebih dari 1.400 kontainer sehari, dan melayani tiga kapal secara bersamaan dengan menggunakan enam quay crane.Tahun ini rata-rata gross cane rate (GCR) pun sudah mencapai 27 pemindahan peti kemas per jam. Angka itu meningkat signifikan dibanding tahun lalu, yaitu 22 pemindahan peti kemas per jam. Presiden Direktur HPI Iwan Rialdy mengklaim, keberhasilan TPK Koja itu berkat kontribusi dan dedikasi manajemen serta kehadiran para tenaga kerja. Dia bilang, baik IPC maupun HPI memang berkomitmen meningkatkan produktivitas layanan kepada pelanggan, dengan cara menambah peralatan dan fasilitas. Penambahan fasilitas dan peralatan itu juga seiring bertambahnya arus kontainer yang melintasi Tanjung Priok.Nah, demi menggenjot produktifitas Koja, kata Iwan, HPI akan memperluas lahan kontainer dan jalur gerbang tambahan pada 2013. Selain itu, perusahaan akan mendatangkan peralatan berupa delapan unit head-truck, tiga unit rubber-tyred gantry crane (RGTC) dan satu super post-Panamax quay crane. "Melalui penambahan lahan dan peralatan baru itu, kami menargetkan kapasitas bongkar muat di TPK Koja bisa mencapai 1 juta TEUs per tahun," kata Iwan.