KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT RMK Energy Tbk (
RMKE) menyiapkan sejumlah strategi tingkatkan kinerja pada tahun ini. RMKE optimistis mencapai target kinerja positif dengan mempertahankan kinerja pada 2024. RMKE juga akan memanfaatkan ekspor batubara yang berkontribusi besar pada kinerja perusahaan. Direktur Utama RMK Energy Vincent Saputra mengatakan, target yang ingin dicapai pada tahun ini mempertahankan kinerja positif dengan meminimalisasi dampak negatif dari kendala operasional yang dihadapi RMKE pada semester kedua tahun lalu. Pada tahun 2024, RMKE optimistis dengan tuntasnya kendala operasional dengan pemenuhan sanksi administrasi ke regulator dan RMKE siap fokus pada aktivitas operasional ke depannya.
Untuk mencapai target kinerja tersebut, kata Vincent, RMKE tahun ini akan melanjutkan pembangunan
hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE dan siap fokus untuk operasional ke depannya.
Baca Juga: Volume Penjualan Batubara RMK Energy (RMKE) Tumbuh 36,4% Vincent menjelaskan, RMKE akan bekerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara, serta mengoptimalkan kolaborasi RMKE Grup Indonesia untuk meningkatkan kinerja secara grup. Tahun ini RMKE membidik ekspor batubara sebesar 3,1 juta ton dengan penjualan domestik sekitar 300 ribu - 400 ribu ton, sisanya untuk ekspor. Pelemahan rupiah membantu kinerja penjualan ekspor. Terlebih, pangsa ekspor RMKE berkontribusi 75%. "Harga ekspor jauh lebih tinggi dari domestik, 75% batubara kami ekspor dan sisanya untuk domestik," kata Vincent di Jakarta, Kamis (18/4). RMKE juga menargetkan muatan tongkang tahun ini sebesar 9,9 juta MT batubara dan volume penjualan batubara 3,5 juta MT, yang berasal dari produksi in-house 1,2 juta MT. Direktur Keuangan RMKE Jenifer Angeline mengatakan, tahun ini RMKE menggelontorkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 476 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, hauling road, dan
training load system (TLS). "Kami masih melihat peluang pada bisnis ini hingga nantinya akan tercapai komposisi yang seimbang antara energi fosil dan EBT. Selain itu, RMKE juga akan terus menerapkan good mining practice pada kegiatan operasional pertambangannya untuk meminimalisasi dampak negatif di lingkungan sekitar area operasional,” tutur Jennifer. Hingga akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,6 triliun atau sedikit turun sebesar 6,6% YoY, namun pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan RMKE sebesar 100%. Dampak negatif dari tutupnya operasional RMKE selama 3 bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24,0% YoY menjadi Rp 769,5 miliar.
Namun, segmen penjualan batubara mengalami dampak yang cukup besar karena selain normalisasi harga batubara, juga terdampak produksi batubara yang turun karena cuaca yang buruk pada semester pertama serta kendala operasional yang dihadapi RMKE pada semester kedua. Sehingga, kondisi tersebut mengakibatkan pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara menurun sebesar 15,6% YoY menjadi Rp 1,8 triliun. Secara total, pendapatan usaha tidak terdampak signifikan karena ditopang oleh kinerja operasional yang dapat dipertahankan dengan volume muatan tongkang sebanyak 7,6 juta MT batubara, sedikit turun sebesar 3,2% YoY dan volume penjualan batubara sebesar 2,4 juta MT batubara atau sedikit turun 5,4% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan memacu kinerja akhir tahun tersebut, RMKE mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1% YoY menjadi Rp 230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp 489,1 miliar atau turun sebesar 16,9% YoY. Dengan upaya yang dilakukan RMKE pada periode akhir tahun 2023, RMKE membukukan laba bersih sebesar Rp 308,9 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .