Dorna Sports: Kalender MotoGP dan F1 Masih akan Bentrok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam perkembangan terkini dunia balap, CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, mengungkapkan harapannya agar MotoGP dan Formula 1 (F1) dapat bekerja sama lebih erat dalam hal penyusunan kalender balapan, terutama setelah Liberty Media mengambil alih sebagian besar saham Dorna.

Namun, Ezpeleta juga menegaskan bahwa bentrokan jadwal antara dua seri balapan terbesar ini masih akan terus terjadi di masa mendatang.

Akuisisi Dorna oleh Liberty Media

Mengutip crash.net, awal tahun 2024, Liberty Media, yang sebelumnya dikenal sebagai pemilik F1, mengumumkan pembelian 86% saham Dorna Sports, perusahaan yang mengelola MotoGP, dalam kesepakatan bernilai US$4,2 miliar. Akuisisi ini diperkirakan selesai pada akhir tahun 2024.


Meskipun ada kekhawatiran dari penggemar MotoGP bahwa keunikan dan identitas MotoGP bisa tergerus oleh pengaruh Liberty, Ezpeleta menekankan bahwa Liberty tidak memiliki niatan untuk mengubah MotoGP menjadi seperti F1. Sebaliknya, ada rencana untuk memperkuat kerja sama antara kedua seri ini, terutama dalam pengaturan jadwal yang kerap kali bertabrakan.

Baca Juga: Spesifikasi Mesin MotoGP pada 2026 Dibekukan, Apa Alasannya?

Bentrokan Kalender Balapan Tahun 2025

Baik MotoGP maupun F1 telah merilis kalender balapan untuk tahun 2025. F1 akan menggelar 24 putaran, sementara MotoGP akan menyelenggarakan 22 putaran. Terlepas dari upaya untuk menyinkronkan jadwal, bentrokan kalender balapan masih sulit dihindari.

Menurut Ezpeleta, meskipun kerja sama antara kedua pihak telah berjalan dengan baik, bentrokan ini akan tetap ada mengingat jumlah balapan yang diselenggarakan dalam rentang waktu Maret hingga November.

Pada tahun 2025, ada sembilan akhir pekan di mana balapan F1 dan MotoGP akan berlangsung bersamaan. Ezpeleta menjelaskan bahwa kedua seri sudah saling mempertimbangkan kalender masing-masing sebelum membuat jadwal, meskipun ini bukanlah solusi sempurna.

"Kami melihat kalender mereka sebelum kami membuat kalender kami, dan sekarang mereka melihat kalender kami sebelum mereka membuat kalender mereka," jelasnya.

Ini menandai peningkatan dari masa lalu di mana tidak ada koordinasi seperti ini.

Baca Juga: Perbarui Identitas, MotoGP akan Luncurkan Logo Baru di Valencia

Tantangan Menghindari Bentrokan dan Masa Depan di Bawah Liberty

Ezpeleta juga mengakui bahwa dengan banyaknya putaran balapan di kedua seri, menghindari bentrokan jadwal adalah hal yang sangat sulit. Baik F1 maupun MotoGP saat ini memiliki fokus untuk mengembangkan olahraga masing-masing, dan meskipun kerja sama lebih erat diharapkan bisa meminimalisir bentrokan, konflik penjadwalan mungkin akan tetap terjadi.

Namun, Ezpeleta optimistis bahwa dengan akuisisi Dorna oleh Liberty, kerjasama antara MotoGP dan F1 akan terus berkembang. Liberty, sebagai pemilik baru Dorna, diharapkan dapat memperkuat posisi MotoGP di pasar global, terutama dengan tetap menjaga identitas uniknya.

Liberty juga memiliki rencana untuk mengembangkan MotoGP tanpa menyerapnya ke dalam format F1, yang diakui Ezpeleta sebagai langkah positif untuk masa depan MotoGP.

Kembalinya MotoGP ke Hungaria dan Argentina pada Tahun 2025

Selain soal kalender, Ezpeleta juga mengumumkan beberapa perubahan signifikan dalam jadwal balapan MotoGP 2025. Salah satu yang paling mencolok adalah kembalinya MotoGP ke Hungaria setelah absen selama bertahun-tahun. Balapan ini akan diselenggarakan di Balaton Park, sebuah sirkuit baru yang akan ditingkatkan untuk memenuhi standar internasional.

Baca Juga: Klasemen MotoGP 2024 Terbaru Setelah Grand Prix Jepang

Selain itu, MotoGP juga akan kembali ke Argentina pada tahun 2025 setelah balapan tahun 2024 di negara tersebut dibatalkan. Pembatalan ini disebabkan oleh kebijakan penghematan pemerintah Argentina yang mempengaruhi anggaran untuk penyelenggaraan balapan.

Kembalinya Argentina ke kalender MotoGP merupakan kabar baik bagi penggemar balap di Amerika Selatan.

Selanjutnya: India Menjadi Pemasok Teknologi Strategis No 2 di Rusia

Menarik Dibaca: Ledakan Matahari Picu Badai Magnet Besar di Bumi, Ini Dampak ke Indonesia

Editor: Handoyo .