KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) sedang berusaha meningkatkan daya saing produk mebel dan kerajinan dalam negeri untuk mengembangkan pasar ekspor, di antaranya dengan melakukan investasi pada teknologi mesin produksi terkini. Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan produsen peralatan mesin kayu dan perangkat keras berbasis teknologi tinggi dari China, yaitu China National Forestry Machinery Association (CNMFA), untuk meningkatkan daya saing secara global. “Kerja sama bidang industri pengelolaan hasil hutan, dari hulu ke hilir melalui manajemen dan teknologi China yang telah berpengalaman," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (14/12).
Alasan pihaknya menjalin kerja sama dengan China, karena negara tersebut memiliki pengalaman panjang dan keunggulan dalam mengelola hasil hutan dari hulu ke hilir. Mulai dari penebangan, pengolahan kayu hingga produk jadi, termasuk furnitur dan dekorasi rumah.
Baca Juga: Menperin Sebut Industri Manufaktur Indonesia Masih Dalam Fase Ekspansi Hal tersebut dibuktikan dengan data bahwa China telah menjadi eksportir furnitur terbesar dunia, dengan nilai ekspor di atas US$ 70 miliar, padahal negeri berjuluk tirai bambu itu tidak memiliki sumber daya kayu sebanyak Indonesia. Salah satu langkah implementasi dari kerja sama ini adalah melalui Pameran Permesinan dan Asesoris Surabaya Wood and Forestry yang direncanakan berlangsung pada Mei 2025 di Surabaya, Jawa Timur. Acara ini merupakan kelanjutan dari MoU antara HIMKI dan CNMFA yang telah ditandatangani pada 20 September 2023 di Jakarta. Di sisi lain, HIMKI juga menjalin kerjasama dengan Shunde Hardware Association dan Lunjiao Woodworking Machinery Association untuk menyediakan
hardware dan aksesoris guna memenuhi kebutuhan industri para anggotanya. "Kami juga mengundang ketiga asosiasi datang ke Indonesia melakukan observasi dalam rangka pemetaan potensi permintaan permesinan dan peralatan produksi industri pengolahan kayu serta kebutuhan
hardware di Indonesia," tuturnya. Sementara itu, Sekretaris Jenderal HIMKI Maskur Zaenuri melihat banyak keuntungan dari kerja sama dengan delegasi China, seperti peningkatan efisiensi produksi dan kepresisian dalam proses produksi. Sebab, teknologi permesinan kian dibutuhkan industri furnitur terutama untuk mengatasi masalah produksi. Terlebih, industri furnitur dan kerajinan Indonesia berpotensi merebut kue pasar dunia lebih besar, karena dukungan sumber bahan baku yang melimpah, serta
craftmanship berciri khas dan berkualitas tinggi. "Potensi ini akan lebih kuat bila didukung teknologi permesinan yang tepat guna sebagai bagian dari katalis kemajuan industri," ungkapnya.
Baca Juga: Strategi Cerestar Indonesia (TRGU) Memenangkan Persaingan Industri Tepung Terigu Ia menjelaskan teknologi permesinan, seperti Mesin Kontrol Numerik Komputer (CNC), telah mengalami transformasi signifikan dalam industri mebel dan kerajinan. Inovasi ini memungkinkan produksi massal, meningkatkan efisiensi dan akurasi, mendorong kemajuan dalam kreativitas dan personalisasi, serta memberikan kontribusi positif pada upaya keberlanjutan. Oleh karena itu, dengan mendukung adopsi teknologi mesin terkini di sektor ini, pemerintah dianggap perlu memberikan dukungan berkelanjutan guna mempermudah perkembangan industri ini "Ini termasuk pembiayaan, kemudahan bunga kredit, hingga pembangunan industri teknologi mesin yang maju di dalam negeri. Ini akan lebih mendorong efisiensi belanja industri furnitur dan kerajinan di dalam negeri," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi