Dorong Devisa Hasil Ekspor Lebih Betah Tinggal di Indonesia, Ini Strategi BI



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus berupaya membuat para eksportir betah untuk memarkirkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri, khususnya DHE sumber daya alam (SDA).

Dalam hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru untuk membuat eksportir makin betah parkir DHE. 

Instrumen operasi moneter valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif dengan luar negeri, berdasarkan mekanisme pasar yang transparan.


“Dengan adanya ini, kami berharap DHE SDA yang masuk akan lebih lama karena mendapatkan imbal hasil lebih lama dan kompetitif dengan yang terima di luar negeri,” tutur Perry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (22/12). 

Baca Juga: Prediksi Devisa yang Dapat Dihemat Pasca Jokowi Umumkan Larangan Ekspor Bauksit

Bukan hanya gula-gula bagi para eksportir, Perry mengungkapkan akan ada insentif juga bagi perbankan dalam negeri yang menampung DHE para eksportir.

“Jadi bank pun juga akan mendapatkan insentif, untuk bisa menyalurkan dan memobilisasi DHE yang disimpan para eksportir ke BI. Ini mekanisme baru,” terang Perry. 

Perry menjelaskan lebih lanjut terkait mekanisme imbal hasil yang nantinya ditawarkan.  Ia mengambil contoh, misal untuk tenor 1 bulan, rata-rata suku bunga yang ditawarkan di luar negeri adalah 3,7%. 

Nah, untuk menarik para eksportir, maka BI akan melakukan lelang dengan menawarkan term deposit valas dengan suku bunga yang ditawarkan sekitar 3,75% hingga 4%. 

Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bijih Bauksit Mulai Juni 2023, Segini Devisa yang Dapat Dihemat

Namun, suku bunga yang didapat nantinya akan tergantung bidikan dari para bank. Dengan demikian, perbankan bisa mendapatkan spread dari nasabah. 

“Bank-bank bisa mendapatkan spread dari nasabah. Mereka memberi 3,7%, nah nanti tergantung, yang dapat dari BI tergantung pemenang lelangnya. Yang akan mendapatkan spread,” jelasnya. 

Lebih lanjut, dengan DHE yang masuk ke dalam negeri, perry berharap bisa menaikkan pasokan valas Indonesia dan turut mendukung stabilitas ekonomi makro.  Terlebih, untuk menjaga likuiditas makin baik dan bermuara pada memperkuat otot stabilitas nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli