KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Jalinan kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor nasional juga mendorong investasi. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, meningkatkan ekspor dan mengembangkan investasi merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi tekanan pada rupiah dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Tak hanya mendorong investasi di dalam negeri, Thomas pun berpendapat Indonesia harus mengembangkan investasi ke negara asing.
"Kita ini negara industri yang cukup berperan, namun justru neraca kita lemah, baik dari perdangan maupun pembayaran. Ini karena kita tidak keluar. Kita sudah nyaman di dalam. Kita sudah punya pasar domestik yang besar. Itu lama-lama maenjadi stagnasi," ujar Thomas, Senin (29/10). Sementara itu, Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan, dalam meningkatkan eskpor, sejak tahun lalu hingga tahun depan LPEI sedang fokus meningkatkan ekspor ke negara-negara tujuan non tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan. Sinthya mengatakan, kedua negara ini cukup prospektif untuk dijadikan tujuan ekspor, mengingat jumlah penduduknya yang besar. "Afrika sekarang punya 1,3 miliar penduduk, populasi cukup besar dimana 600 juta itu middle class. Pertumbuhan mereka rata-rata di atas 6% rata rata. Asia selatan juga demikian, total penduduk asia selatan 1,6 miliar penduduknya. nah ini pasar yang cukup baik," tutur Sinthya. Menurut Thomas, produk-produk yang dapat ditingkatkan ekspornya seperti ekspor kelapa sawit dan produk tekstil juga produk-produk kertas dan bubur kertas. Melihat ekspansi
e-commerce sangat besar, Thomas mengatakan, produk-produk kertas sangat dibutuhkan. Dalam nota kesepahaman tersebut, ada beberapa poin yang disepakati. Mulai dari dukungan terhadap perekonomian nasional, terutama untuk mendorong investasi dan perdagangan interbasional. Kedua, ada pertukaran data dan informasi terkait peningkatkan ekspor Indonesia seperti
business intelligence, serta potensi penanaman modal dan pengusaha pengusaha potensial di dalam dan luar negeri.
Ketiga, melakukan sinergitas sebagai joint lead problem solver untuk mengatasi hambatan investasi maupun hambatan aktivitas usaha terkait ekspor yang dihadapi para pelaku usaha, dengan menjadi penghubung maupun fasilitator dengan instirusi lain di dalam negeri. Lalu, melakukan sinergi dalam joint research terkait dengan [enyusunan overseas investmen guidelines juga melakukan koordinasi luar negeri bersama dengan representasu BKPM di luar negeri maupun lembaga lain untuk mengatasi hambatan berinvestasi dan hambatan berusaha. Juga bekerjasama juga saling memberikan informasi terkait perkembangan kondisi usaha dan investasi di dalam dan di luar negeri yang dapat berpotensi menghambat atau merugikan iklim usaha. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti