Dorong Hilirisasi, Jokowi Singgung Timah dan Batubara



KONTAN.CO.ID - MEMPAWAH. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hilirisasi komoditas mineral dan batubara (minerba) akan dilakukan secara menyeluruh.

Menurutnya, masih ada sejumlah komoditas yang perlu percepatan dalam pelaksanaan hilirisasi.

"Semua (dikebut), yang belum semuanya (dikebut). Timah belum, batubara untuk menjadi gas DME belum. Saya kira masih banyak peluang yang bisa kita lakukan," ujar Jokowi ditemui selepas Peresmian SGAR Mempawah, Selasa (24/9)


Baca Juga: Hilirisasi Bauksit Berpotensi Serap 90.000 Tenaga Kerja dan Tingkatkan Nilai Tambah

Jokowi menjelaskan, selama ini sektor nikel menjadi salah satu contoh suksesnya peningkatan nilai tambah dari hilirisasi. 

Sebelum menutup keran ekspor bijih nikel, nilai yang diperoleh Indonesia mencapai US$14 miliar hingga US$2 miliar atau setara Rp 20-an triliun.

Pasca menutup keran ekspor dan memulai hilirisasi atau pembangunan smelter nikel, nilai tambah ini meningkat hingga US$ 34,8 miliar atau sekitar Rp 600 triliun.

Kontan.co.id mencatat, upaya hilirisasi batubara saat ini masih berjalan lamban. 

Baca Juga: MIND ID Pastikan Industri Alumunium Terintegrasi Dibangun di Mempawah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pelaksanaan proyek hilirisasi batubara masih berjalan. Saat ini ada 6 perusahaan yang tengah melakukan kajian keekonomian dan studi kelayakan.

"Untuk hilirisasi masih dalam proses," ungkap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Surya Herjuna kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menawarkan ke Tiongkok untuk mengembangkan dan peningkatan nilai tambah (PNT) batubara dalam bentuk produk lain, seperti coal quality improvement (coal upgrading), coal briquetting, cokes making, dan coal liquefaction.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan, salah satu kendala yakni dari sisi keekonomian.

Baca Juga: Hilirisasi Bakal Diperluas ke Mineral Lain

"Faktor keekonomian masih jadi kendala utama," ungkap Hendra kepada Kontan, Selasa (17/9).

Umumnya, implementasi hilirisasi batubara mengandalkan teknologi yang diadaptasi dari luar negeri. Untuk itu, pendanaan terhadap proyek hilirisasi batubara pun membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Industri batubara pun menghadapi tantangan pendanaan seebab sektor perbankan baik di dalam negeri maupun di luar negeri sudah tidak memberikan pendanaan untuk batubara.

Selanjutnya: Kala DPK Tumbuh Melambat, Perbankan Bisa Andalkan Pendanaan Non DPK

Menarik Dibaca: Tips Menuju Mental yang Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto