Dorong industri berorientasi ekspor, BI dan pemerintah perluas akses pasar



KONTAN.CO.ID - BATAM. Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI) berupaya untuk mendorong industri berorientasi ekspor. Hal ini perlu perluasan akses pasar dan melakukan optimalisasi kawasan industri.

Asisten gubernur kepala departemen kebijakan ekonomi dan moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, hal ini untuk memuluskan rencana pemerintah agar Indonesia bisa bangkit dan tumbuh menjadi negara dengan berpenghasilan meningkat serta, lapangan pekerjaan juga semakin tersedia.

“Tentunya kita perlu ada suatu loncatan, di mana kita harus masuk kepada suatu tataran industri manufaktur harus berani tumbuh pesat,” Ujarnya saat media Briefing di Batam, Kamis (12/4).


Dody melanjutkan, target seperti ini dinilai ideal pasalnya pemerintah dan BI ingin mendorong hal tersebut dari semua sisi. Menurutnya, dengan di dorongnya industri dapat memberikan devisa kepada negara, dan bukan hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga kebutuhan luar negeri.

Dia menjelaskan, pemerintah dan BI akan melancarkan strategi industri manufaktur yang berteknologi tinggi dan sedang, lalu industri padat karya. Strategi seperti ini dipercaya akan menjadi salah satu solusi dari pilihan manufaktur yang akan dipilih oleh pemerintah ataupun swasta.

“Saat ini kita mencoba keluar dari jebakan middle income, maka banyak negara harus masuk kepada satu level di mana Neraca Perdagangan, neraca berjalannya paling tidak ada di posisi level devisit yang minimal atau sudah masuk pada level surplus,” katanya.

Melihat perkembangan saat ini, lanjutnya, pada tiga tahun terakhir Indonesia memiliki neraca perdagangan yang selalu defisit. Namun, menurut Dody Indonesia harus merubah neraca perdagangannya menjadi surplus jika ingin keluar dari middle Income trap.

“Semakin surplus dia, semakin kuat negara tersebut tumbuh sustainable, inklusif dan nantinya akan menghasilkan pendapatan perkapita yang terus meningkat. Dan inilah yang akan kita tujuan,” jelasnya

Menurut dia, Indonesia ekspor Indonesia saat ini masih terhalang oleh impor dalam jumlah yang besar. “Kalau kita masih seperti sekarang ini, dalam posisi CAD-nya defisit, meskipun defisitnya cukup sehat, bisa saja untuk kita tumbuh 6-7% bahkan 8% kita selalu terkendala karena import kita selalu dalam jumlah yang besar,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto