Dorong industri pariwisata, SMF biayai homestay di sejumlah tempat pelesir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) tahun ini akan membiayai homestay atau pondok wisata di empat daerah destinasi wisata. Di antaranya ada di Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika dan Danau Toba, dengan perkiraan jumlah kebutuhan homestay mencapai 305 unit.

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo berharap pembiayaan homestay ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membangun dan memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan. Alhasil, dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik sekaligus menciptakan lapangan kerja.

“Program pembiayaan homestay ini menjadi salah satu insiatif program yang akan dijalankan pada tahun ini. Program homestay sendiri ditujukan untuk mendukung program Kementerian Pariwisata,” Kata Ananta di Jakarta, Senin (21/1).


Nantinya SMF akan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga penyalur dan Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Selain pembiayaan homestay, SMF juga membangun rumah di daerah kumuh yang tersebar di 32 kota di Indonesia.

SMF akan bersinergi dengan Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR melalui program KOTAKU (kota tanpa kumuh) untuk turut serta mengatasi daerah kumuh melalui renovasi/pembangunan rumah.

Pembangunan rumah di daerah kumuh tersebut nantinya akan bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Program ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui ketersediaan hunian yang layak, serta menciptakan lingkungan rumah yang sehat,” ungkapnya.

Program lain yang juga akan diluncurkan oleh SMF pada tahun 2019 adalah Program KPR SMF Pasca Bencana. Ini merupakan program yang ditunjukkan perseroan dalam rangka membantu meringankan beban pemerintah untuk merevitalisasi pemukiman masyarakat pasca bencana alam di Indonesia.

Menurutnya, SMF berencana berkerjasama dengan Perbankan untuk menyalurkan pembiayaan renovasi rumah-rumah masyarakat yang terdampak bencana. Untuk tahap awal, program ini akan diperuntukkan bagi 3000 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terkena dampak bencana alam di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). SMF akan bekerjasama dengan Bank NTB Syariah sebagai lembaga penyalur pembiayaan KPR pasca bencana.

Selain ketiga program tersebut, dalam upaya memperkuat perannya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) dan fiscal tools Pemerintah, SMF juga memiliki Program Penurunan Beban Fiskal yang direalisasikan melalui pemberian dukungan kepada Pemerintah dalam program KPR FLPP.

SMF berperan dalam mengurangi beban fiskal Pemerintah dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP, sehingga Pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90%. Ia mengklaim dengan adanya dukungan SMF, jumlah rumah yang akan dibiayai meningkat dari semula 60.000 unit menjadi 72.000.

"Hal ini memberikan dampak positif yaitu semakin banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR FLPP disamping adanya penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi