KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melihat potensi pengembangan bisnis perbankan di Indonesia masih sangat besar. Lantaran dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan keuangan inklusif terus tumbuh. “Sampai akhir 2020, 67% penduduk sudah menggunakan smartphone, yang bisa digunakan untuk memberikan layanan bank. Pandemi juga sangat mendukung transformasi keuangan digital dan menjangkau masyarakat lebih luas,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam acara Indonesia Financial Expo & Forum 2021 pada Senin (27/9). Guna mempercepat inklusi keuangan, Bank Mandiri ikut berpartisipasi dalam program Laku Pandai milik Otoritas Jasa keuangan (OJK). Para agen ini berperan dalam menjangkau layanan perbankan kepada masyarakat yang tidak mendapatkan akses kantor cabang.
“Hingga Agustus 2021, Mandiri Agen yang telah terakuisisi tercatat mencapai 86.446 agen yang terdiri dari 63.953 Agen Branchless Banking dan 22.494 agen bantuan sosial (bansos). Total transaksi nasabah di Mandiri Agen mencapai 46 juta transaksi dan volume transaksi mencapai Rp 54 triliun,” jelas dia.
Baca Juga: Digital banking tumbuh di tengah pandemi, masyarakat kian sering bertransaksi online Tak sampai di situ, sejak tahun ini, Bank Mandiri juga telah mendorong para agen menyalurkan kredit kepada segmen ultra mikro. Melalui program Ramein Agen, tercatat tercatat 49.824 referal kredit dengan total kredit yang cair mencapai Rp 3 triliun. “Sampai saat ini, Bank Mandiri juga tingkatkan channel layanan digital untuk dorong inklusi keuangan di Indonesia. Kami ingin ada pengalaman bahwa layanan Bank Mandiri melalui SuperApp Livin’ by Mandiri bisa memberikan pengalaman yang menyeluruh, integrasikan berbagai layanan yang sudah dikembangkan, dan pada akhirnya mendorong open ekosistem,” pungkas Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari