Dorong jumlah aktuaris, Dewan Asuransi ASEAN bahas kerangka referensi kualifikasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan asuransi dari lima negara ASEAN berkumpul membahas mengenai isu ASEAN qualification reference framework (kerangka referensi kualifikasi). Salah satu tujuannya untuk meningkatkan talenta asuransi di kawasan terutama aktuaris asuransi.

Kelima negara ini ialah Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapura, dan Thailand. Sedangkan lima ASEAN lainnya tidak dilibatkan lantaran pasar industri asuransinya masih rendah.

Direktur Eksekutif Asean Insurance Council (AIC) Bern Yulianto menyatakan saat ini penetrasi asuransi di kawasan ASEAN masih rendah lantaran keterbatasan sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan industri asuransi.


“Adapun output dari kegiatan ini guna mengembangkan pendidikan di sektor asuransi yang nantinya akan disampaikan kepada regulator asuransi di tingkat ASEAN. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang,” ujar Bern di Jakarta, Senin (22/7).

Bern menyatakan saat ini negara yang menjadi anggota ASEAN baru saja terintegrasi. Guna mengharmonisasi integrasi ini, AIC menilai langkah awal yang bisa ditempuh adalah sektor pendidikan.

“Secara regional kita punya tujuan agar memiliki referensi SDM asuransi yang sama di setiap negara. Salah satu pilar integrasi di ASEAN itu ada free flow of talent and investment. Nah tidak menutup kemungkinan perpindahan talent dari satu negara ke negara lain,” jelas Bern.

Oleh sebab itu, maka dibutuhkan satu referensi yang sama, nantinya diharapkan ada satu standardisasi. Namun pada tahap awal ini, Bern mengaku belum akan membahas standardisasi, baru referensi saja.

Bern menyebut talenta yang dibutuhkan di Indonesia adalah aktuaris. Ia mengaku di kawasan ASEAN, Singapura dan Malaysia memiliki aktuaris yang memadai. 

Guna memacu jumlah aktuaris di kawasan ASEAN khususnya di Indonesia, Bern menyebut AIC memiliki tiga program yakni ASEAN Young Insurance Manager, Young Assurance Manager Award, dan Micro Insurance Seminar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi