KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi telah menyiapkan sejumlah strategi untuk tetap menjaga kinerja di tengah perubahan tren dunia yakni pada energi yang lebih ramah lingkungan. Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita menjelaskan selaku Subholding Upstream pihaknya mengelola wilayah kerja domestik dan internasional untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Adapun kinerja hulu migas Pertamina menunjukkan tren pertumbuhan produksi dalam beberapa tahun terakhir. Arya mengungkapkan, sepanjang lima tahun terakhir, kinerja produksi minyak PHE mengalami kenaikan sekitar 6,94 %.
“Naiknya produksi minyak tentu berdampak langsung terhadap kenaikan laba Perusahaan secara signifikan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (15/7). Sebagai gambaran di 2021, Pertamina memproduksi kan migas sebesar 897 MBOEPD (ribu barrel oil equivalent per hari) yang berasal dari lapangan domestik dan internasional.
Baca Juga: PET Gandeng PLN Tingkatkan Keandalan Pasokan Listrik Terminal BBM Pulau Sambu Total produksi migas Pertamina pada 2021 meningkat sebesar 104% bila dibandingkan dengan total produksi migas pada tahun 2020 yang sebesar 863 MBOEPD. Pada 2022, PHE berhasil mencapai produksi hampir 1 Juta BOEPD atau sebesar 967 MBOEPD dari 65 blok Migas Lantas dengan kenaikan produksi migas tersebut pada 2022, PHE mencatat laba bersih US$ 4,67 miliar lebih tinggi dibandingkan laba bersih 2021 sebesar US$ 2,95 miliar. Supaya bisa terus relevan dengan perubahan, seiring dengan dinamika transisi energi, Pertamina Hulu Energi berupaya menurunkan emisi karbon dari kegiatan operasi. Arya menjelaskan lebih lanjut, PHE saat ini sedang dalam proses evaluasi pemenuhan roadmap dan strategi ESG (Environment, Social & Governance). Strategi ini dilakukan guna mengukur tingkat keberlanjutan dan dampak sosial dari investasi sebuah perusahaan. “PHE juga memiliki strategi dekarbonisasi antara lain, efisiensi energi dan peralihan bahan bakar ke daya/panas rendah karbon dan zero non routing flaring (pembakaran non emergency), Carbon Capture Utilization & Storage serta melalui penghijauan,” terangnya. Salah satu kunci dekarbonisasi dan peningkatan kinerja Pertamina Hulu Energi ialah pada pemanfaatan teknologi CCUS.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Pertamedika Melantai di BEI Sebagai informasi, CCUS sendiri merupakan teknologi inovatif yang dapat menangkap emisi CO2 dari proses industri sehingga tidak terlepas ke atmosfer. Studi penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) telah dilakukan Pertamina pada beberapa lapangan. Arya menerangkan, potensi dekarbonisasi tersebar di berbagai lokasi, di antaranya yang saat ini sedang dilakukan studi adalah Jatibarang, Sukowati, Gundih, Ramba, Subang, Akasia Bagus dan Betung. Secara total, potensi dekarbonisasi di seluruh area Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina, di kisaran 15 juta ton carbon equivalen. Pada bulan Oktober 2022, Pertamina mulai mengimplementasikan teknologi CCUS dengan melakukan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat. Teknologi CCUS menjadi enabler yang mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi GRK secara signifikan Tidak hanya itu, selain melaksanakan pengurangan karbon, perusahaan migas milik negara ini juga sekaligus memanfaatkan CCUS untuk kegiatan Enhanced Recovery sehingga berpotensi untuk dapat meningkatkan produksi.
Baca Juga: Pertamina Energy Gandeng PLN Perkuat Pasokan Listrik di Terminal BBM Pulau Sumbu PHE sejatinya memegang peranan penting dalam mendukung transisi energi ialah menyiapkan pasokan gas sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Arya menyatakan, sejalan dengan visi transisi energi yaitu net zero emission, gas alam merupakan sumber energi bersih yang memiliki tingkat emisi lebih rendah dibanding batu bara dan minyak bumi. Sejalan dengan itu, PHE juga terus mendorong akselerasi proyek gas dan pemanfaatan gas untuk berbagai sektor konsumen dengan sinergi atas ketersediaan infrastruktur penunjang.
Beberapa proyek gas tersebut antara lain Jambaran Tiung Biru, Optimasi Pengembangan Lapangan – Lapangan (OPLL) Sanga Sanga, OPLL Mahakam 2B-2C dan South-North Senoro. Untuk mendukung pemenuhan permintaan gas tersebut, Pertamina saat ini mempunyai beberapa proyek untuk mengembangkan gas melalui kegiatan pengembangan, eksplorasi dan prospektif lainnya yang tersebar hampir diseluruh wilayah kerja hulu migasnya. Dengan demikian, semakin meningkatnya produksi gas dan pemanfaatannya untuk transisi energi, kinerja Pertamina Hulu Energi diharapkan terus terjaga dalam tahun-tahun yang akan datang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari