JAKARTA. Permintaan domestik yang lemah membuat tren perlambatan pertumbuhan kredit berlanjut. Itu sebabnya, Bank Indonesia (BI) membuka peluang pelonggaran kebijakan melalui pelonggaran giro wajib minimum (GWM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung memperkirakan, posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan per akhir Agustus 2016 6,9% year on year (yoy). Perkiraan posisi pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang masih tumbuh di atas 7%, yaitu 7,7%. Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, rendahnya pertumbuhan kredit saat ini terjadi lantaran melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari pelemahan ekonomi global. Di sisi lain, posisi kredit macet atau non performing loan (NPL) yang saat ini masih tergolong tinggi, yaitu melebihi level 3%, membuat perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya.
Dorong kredit, BI buka peluang pelonggaran GWM
JAKARTA. Permintaan domestik yang lemah membuat tren perlambatan pertumbuhan kredit berlanjut. Itu sebabnya, Bank Indonesia (BI) membuka peluang pelonggaran kebijakan melalui pelonggaran giro wajib minimum (GWM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung memperkirakan, posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan per akhir Agustus 2016 6,9% year on year (yoy). Perkiraan posisi pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang masih tumbuh di atas 7%, yaitu 7,7%. Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, rendahnya pertumbuhan kredit saat ini terjadi lantaran melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari pelemahan ekonomi global. Di sisi lain, posisi kredit macet atau non performing loan (NPL) yang saat ini masih tergolong tinggi, yaitu melebihi level 3%, membuat perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya.