Dorong Pembiayaan Hijau, Singapura Luncurkan Peta Transformasi Industri 2025



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura berencana untuk merombak industri jasa keuangan pada tahun 2025 dalam upaya untuk memperkuat posisi dalam hal memobilisasi modal untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan dan fintech hijau.

Mengutip Reuters, Kamis (15/9), rencana Peta Transformasi Industri 2025 yang dirilis oleh bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS) juga mencakup langkah-langkah untuk merampingkan struktur perusahaan yang digunakan oleh dana investasi yang menawarkan keringanan pajak, dan investasi senilai S$ 400 juta untuk merekrut SDM lokal dalam industri.

“Jika kami melakukan ini dengan benar, pusat keuangan kami akan terus relevan dan kompetitif, dan menjadi simpul keuangan global utama yang menghubungkan pasar global, mendukung pembangunan Asia, dan melayani ekonomi Singapura,” kata Lawrence Wong, wakil perdana menteri dan menteri keuangan Singapura. 


MAS memproyeksikan rencana baru ini akan menumbuhkan sektor keuangan Singapura rata-rata 4% hingga 5% per tahun dari 2021 hingga 2025 dan menciptakan rata-rata 3.000-4.000 pekerjaan bersih setiap tahun. Rencana tersebut mencakup dana S$ 100 juta selama lima tahun untuk mendukung keberlanjutan dalam sektor keuangan seperti fintech hijau, solusi pembiayaan berkelanjutan baru, dan reasuransi.

Baca Juga: Bank Eropa Biayai Proyek Hijau di Indonesia Rp 14 Triliun

Wong mengatakan Asia adalah medan pertempuran untuk melawan perubahan iklim. Menurutnya, sektor keuangan harus melakukan bagiannya untuk memobilisasi modal melalui pembiayaan dan investasi yang mendukung transisi kawasan ke nol emisi.

Berdasarkan rencana, struktur perusahaan yang digunakan oleh dana investasi yang disebut variable capital companies (VCC) akan ditingkatkan, meskipun rincian tentang peningkatan tidak akan diumumkan sampai tahap selanjutnya. VCC pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020 dan menawarkan pembebasan pajak.

MAS mengatakan telah menerima permintaan untuk meningkatkan kerangka kerja VCC sehingga lebih banyak peserta industri dan pemilik aset dapat mengatur VCC dan mengubah struktur perusahaan yang ada menjadi VCC.

"Industri manajemen aset di Singapura terus berjalan dengan baik dalam beberapa tahun terakhir, dan mencatat pertumbuhan yang sehat meskipun ada pandemi. Kami terus melihat aliran masuk dari sumber yang beragam di luar Singapura, termasuk Amerika Utara, Eropa, Asia Utara, dan Asia Tenggara," kata MAS.

Editor: Wahyu T.Rahmawati