KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak pemerintah daerah (Pemda) turut membuat stimulus untuk bersama-sama memulihkan penerbangan ke daerah. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan sektor penerbangan, guna menjaga keberlangsungan konektivitas udara pasca pandemi Covid-19. “Kami mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama membuat stimulus untuk konektivitas transportasi udara di daerah-daerah, untuk memulihkan kembali sektor penerbangan setelah terdampak covid-19,” ujar Budi Karya saat membuka rakor “Keberlangsungan Konektivitas Transportasi Udara dan Dukungan Pemerintah Daerah,”di Jakarta, Selasa (22/11).
Budi Karya mengungkapkan, pemerintah melalui Kemenhub telah melakukan sejumlah upaya pemberian stimulus. Seperti stimulus biaya kalibrasi penerbangan untuk keperluan kalibrasi peralatan navigasi penerbangan dan peralatan bandar udara.
Baca Juga: Kembangkan Industri Dirgantara Nasional, Indonesia Butuh 2.000 Insinyur Penerbangan Lalu, stimulus Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) pada tahun 2020. Serta penerapan tarif PNBP sebesar nol rupiah terhadap jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U) pada Bandara yang dikelola Kemenhub. "Kami juga mendorong kehadiran pemda berupa dukungan stimulus pelayanan transportasi udara agar menjamin ketersediaan konektivitas di daerahnya, " kata Budi Karya. Menhub mengungkapkan, sejumlah pemerintah daerah yang telah melakukan upaya nyata untuk memberikan stimulus yakni di Toraja. Pemda setempat memberikan jaminan keterisian penumpang atau
block seat sekitar 60%-70% dari total
seat yang tersedia. “Pemprov dan Pemkab saling
sharing untuk melakukan
block seat, sehingga saat ini sudah ada penerbangan dua kali dari Makassar ke Toraja dan sekarang sudah menambah rute ke Balikpapan. Pemberian
block seat ini bisanya berlangsung 3 bulan sampai 4 bulan pertama. Kami harap Pemda lain juga melakukan hal yang sama,” ujar Menhub. Terdapat dua model dukungan yang diberikan Pemda.
Pertama, model non stimulus, yakni Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan semua
stakeholder berkomitmen melaksanakan perjalanan dengan transportasi udara.
Baca Juga: Hingga November 2022, Sebanyak 800.000 Jamaah Umrah Telah Diberangkatkan Kedua, model stimulus (insentif) yakni Pemda memberikan subsidi biaya operasi pesawat (BOP), dan menjamin sejumlah tertentu tempat duduk yang terjual (
block seat). Selain dukungan pemda, Budi Karya juga mendorong peran dari operator bandara dan maskapai untuk terus meningkatkan kinerja penerbangannya. Misalnya menambah jam operasional di sejumlah bandara, sehingga pergerakan pesawat dapat lebih banyak dan dari sisi operasional akan lebih efisien. Lebih lanjut Budi Karya juga menyampaikan ada tantangan baru yang harus dihadapi bersama. Hal ini seiring dengan penurunan dan terkendalinya pandemi dan pelonggaran mobilitas dan persyaratan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan Dalam Negeri.
Diantaranya permintaan pasar (
demand) yang mulai meningkat namun dari sisi ketersediaan (
supply) jumlah armada maskapai menurun. Kenaikan harga bahan bakar avtur, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berdampak pada peningkatan Biaya Operasi Penerbangan yang cukup signifikan. Turut hadir Ketua Komisi V DPR RI Lazarus, Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi. Lalu, perwakilan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, perwakilan daerah Provinsi Jawa Tengah, perwakilan pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tengah, jajaran direksi maskapai penerbangan, dan pengurus INACA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli