Dorong pengembangan digital, BCA siapkan Rp 2 triliun tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berniat untuk menggeber pengembangan teknologi informasi (TI). 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan setidaknya tahun depan BCA menyiapkan dana Rp 2 triliun khusus untuk pengembangan TI. Anggaran belanja TI tersebut lebih tinggi dibandingkan anggaran pada periode sebelumnya.

Jahja menambahkan, anggaran  Rp 2 triliun tersebut sebagian besar akan digunakan untuk pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras guna menopang kebutuhan TI perbankan.


Sementara sebagain lainnya akan digunakan untuk melakukan promo terkait digital perbankan. Contoh pengembangan teknologi yang tengah digodok BCA saat ini antara lain asisten virtual alias virtual chat banking assistant BCA (VIRA).

Menurut Jahja, dengan asisten virtual, nasabah BCA bisa lebih mudah mendapatkan informasi terkait layanan perbankan milik BCA. "Sekarang VIRA juga bisa pakai Google voice assistant, chat bot juga ada. Untuk kebutuhan informasi, transaksi bisa langsung ke sana jadi tidak perlu menunggu lama lagi," katanya di Jakarta, Selasa (9/10).

Tak hanya asisten virtual, BCA juga bakal menambah kantor cabang digital (e-branch) di beberapa lokasi tahun depan. Pasalnya, rencananya, di tahun ini dan tahun 2019 BCA berniat menambah sekitar 20 kantor cabang baru, namun bentuknya lebih sederhana dan elektronik.

Menurut Jahja, saat ini BCA baru memiliki tiga kantor cabang digital, bank bersandi emiten bursa BBCA ini berniat untuk menambah jumlah kantor cabang digital pada tahun depan. "E-branch kami melihat kebutuhan dulu, satu-satu akan kami kembangkan tapi memang e-branch itu investasinya mahal," ujarnya.

Nah, BCA nantinya juga akan mengembangkan pembukaan rekening tanpa kantor alias hanya berbasis telepon pintar alias smartphone.

Dengan cara ini, Jahja menilai nasabah akan lebih dimudahkan, di sisi lain bank juga akan jauh lebih efisien. 

Selain menambah layanan perbankan digital, belanja modal TI BCA sebagian juga akan dipakai untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM).

Bila melihat dari ambisinya, BCA menyebut ingin merangkul 2.000 orang guna mengembangkan perbankan digital miliknya. Namun, Jahja mengakui bahwa pasokan SDM yang tersedia saat ini sangat tipis dan sulit memenuhi kebutuhan perusahaan.

"Mencari orang itu tidak gampang, sekarang susah. Kami target mau rekrut 2.000 orang. Tapi kesanggupannya berapa? tidak banyak yang bisa. Kalau ke depan, memang akan besar kebutuhan itu (SDM)," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi