Dorong Perbaikan Layanan KRL Lewat Komunitas Anker Twitter



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kereta Commuter Line atau biasa dikenal KRL menjadi salah satu moda transportasi favorit bagi warga Jabodetabek untuk melakukan berbagai aktivitas.Setiap harinya ada sekitar 1 juta pengguna KRL yang menjadikan KRL sebagai pilihan untuk melakukan mobilitas.

Jumlah penggunanya yang terus bertambah ini mendorong terbentuknya komunitas para pengguna KRL yang aktif di media sosial, yaitu Anker (Anak Kereta) Twitter.

"Komunitas Anker Twitter berangkat dari banyaknya pengguna KRL dan kereta pada umumnya. Berangkat dari sana, Anker Twitter menjadi tempat berkumpulnya para pengguna kereta khususnya KRL yang aktif di media sosial, yaitu Twitter atau yang sekarang platform ini berubah nama menjadi X," ujar Admin Anker Twitter kepada Kontan.co.id, Jumat (29/8).


Komunitas Anker Twitter ini memiliki akun dengan nama @AnkerTwitter. Saat ini, akun tersebut memiliki kurang lebih 33.399 pengikut dan memiliki anggota sebanyak 1.018 pada akun telegram.

Anker Twitter menjadi wadah untuk menyuarakan keresahan mengenai transportasi publik khususnya KRL Jabodetabek, termasuk kebijakan-kebijakan yang keluar dari Regulator dan Operator.

Selain menjadi corong keresehan penumpang KRL, Anker Twitter juga mendorong KCI sebagai operator dan KAI sebagai regulator untuk menerapkan kebijakan terkait dengan commuter yang aman dan nyaman melalui kampanye anti pelecehan seksual yang dilakukan mulai 2018 sampai dengan saat ini.

Baca Juga: Jadwal KRL Jabodetabek Hari Ini Kamis 29 Agustus 2024, Sudah Tahu?

"Dan KCI saat ini secara mandiri sudah mulai rutin melakukan kampanye dan kegiatan terkait dengan isu ini," jelas Admin Anker Twitter yang enggan disebutkan namanya.

Admin Anker Twitter bercerita mengenai perubahan  perbaikan pelayanan KRL yang dirasakan.

Ia bercerita sempat merasakan tradisi penumpang atap di KRL pada periode sekitar 2009 hingga pertengahan 2013. Pada saat itu, jika ada kejadian penumpang atap terkena korsleting Listrik Aliran Atas (LAA) maka perjalanan KRL akan terganggu dan bau gosong akan tercium.

Pada periode tersebut, kata dia, pelayanan KRL dirasakan masih jauh dari kata layak, misalnya saja terdapat pedagang yang hilir mudik di dalam KRL, ada pengamen hingga pengemis.

Namun seiring berjalannya waktu, peningkatan layanan dan armada oleh KCI sangat dirasakan, dengan saat ini seluruh KRL telah menggunakan AC dan menutup pintu ketika KRL berjalan.

"Salah satu admin Anker Twitter pernah mengalami menjadi spiderman yang harus berpegangan pada KRL Ekonomi tanpa pintu ketika KLR padat-padatnya," jelasnya.

Secara umum dirinya mengapresiasi perubahan dan upaya perbaikan yang dilakukan oleh KCI selaku penyedia jasa. Kendati begitu, Ia beranggapan bahwa perubahan dan perbaikan yang dilakukan belakangan ini seperti berjalan ditempat.

"Terlepas dari renovasi dan pembangunan yang dilakukan, banyak yang kami rasa belum memenuhi skala prioritas juga kematangan dalam hal penghitungan dan perencanaan," terangnya.

Baca Juga: Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Fasilitasi UMKM untuk Jajakan Dagangannya

Ia memberi contoh seperti Stasiun Bekasi yang baru saja selesai di renovasi, namun eskalatornya sudah mengalami kerusakan. Kerusakan fasilitas tersebut bahkan sempat viral di media sosial lantaran tidak kunjung diperbaiki lebih dari 100 hari, sampai penumpang mengadakan protes.

Selain itu, ada juga renovasi besar pada stasiun Manggarai, yang ditargetkan menjadi stasiun transit sentral akan melayani perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ), KRL Jabodetabek, hingga KA Bandara.

Ia menyebut, ada satu hal yang disayangkan dan diakui langsung oleh Direktorat Jenderal Perkretaapian (DJKA), bahwa renovasi tersebut menggunakan desain studi tahun 2005 sebagai dasar renovasi.

Hal tersebut membuat Anker Twitter skeptis dan pesimis akan target 100% beroperasi penuh di tahun 2025 dengan dasar desain pembangunan dua dekade lalu.

"Karena kesalahan ini, akhirnya Stasiun Manggarai yang baru ini kami nilai buruk secara flow penumpang, minim akses untuk penumpang yang akan transit, fasilitas penunjang seperti lift dan ekslator yang sama sekali tidak bisa diandalkan, aliran udara pada stasiun juga agak buruk yang menyebabkan stasiunnya terasa pengap dan hawanya panas," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih