Dorong perdagangan Indonesia, Uni Eropa beri hibah 10 juta euro



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementererian Keuangan (Kemkeu) menandatangani perjanjian pendanaan sebesar EUR 10 juta atau sekitar Rp 166 miliar dengan Uni Eropa (EU). Kerjasama tersebut dilakukan untuk meningkatkan perdagangan, investasi dan mendorong ekspor impor Indonesia.

Kerjasama tersebut diimplementasikan melalaui program ARISE Plus Indonesia. ARISE Plus Indonesia merupakan program hibah Uni Eropa berjangka waktu lima tahun yang bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam meningkatkan daya saing ekspor dan integrasi ke dalam rantai nilai global.

Tercatat, di tahun 2017 perdagangan barang Indonesia dengan Uni Eropa masih minim yakni hanya mencapai 11,2 % dari total perdagangan barang antara Uni Eropa dengan Asean. 


Demikian pula, investasi Uni Eropa di Indonesia hanya sebesar 1,6 % dari total investasi Uni Eropa di Asia dan hanya 6% dari total di Asean. Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura, Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Program kerjasama ini akan fokus pada empat kategori produk potensial untuk ekspor ke Uni Eropa dan pasar global seperti, agri-food, perikanan, produk kayu dan kosmetik.

"Kita harapkan dari penandatangan MoU ini mampu membantu daya saing Indonesia di perdagangan global, dan mampu mendorong FDI yang masuk ke dalam negeri , serta semakin mendorong produk ekspor ke luar negeri," ujar Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Selasa (21/8).

Sementara, Duta Besar Uni Eropa, Vincent Guerend mengatakan, ARISE Plus Indonesia menawarkan pendekatan fleksible untuk memfasilitasi terhadap isu-isu yang muncul dari proses negosiasi dari implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Uni Eropa dengan Indonesia. 

ARISE Plus Indonesia akan mendukung penguatan kapasitas bagi kementerian dan lembaga terkait dengan proses negosiasi, kegiatan berbagi pengetahuan maupun sosialisasi dan komunikasi hasil-hasil CEPA di tingkat nasional dan daerah.

"ARISE Plus Indonesia akan menyokong partisipasi UKM eksportir di rantai nilai global dan menyelaraskan sistem peringatan cepat (rapid alert) di Indonesia untuk produk makanan dan pakan dengan sistem serupa di tingkat Asean," ujar Guerend. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .