Dorong pertumbuhan ekonomi, Wapres JK: Inflasi harus dijaga agar tetap rendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Republik Indonesia (JK) Jusuf Kalla menyatakan, pengendalian inflasi agar tetap terjaga di level rendah merupakan salah satu satu cara menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karenanya, Jusuf Kalla meminta pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjaga inflasi.

Wapres menegaskan sinergi antara kota dan daerah sangat penting untuk mengendalikan inflasi. Sebab, menurutnya inflasi di tingkat daerah bisa berdampak terhadap harga di kota dan menjaga keseimbangan antara konsumen dan produsen.

“Keseimbangan antara pendapatan baik petani atau konsumen yang menikmati inflasi rendah jangan cuma di kota tapi juga di desa,” kata Jusuf Kalla.


Dia mengibaratkan inflasi layaknya tekanan darah. Jika terlalu tinggi maka berdampak negatif. Tetapi, bila terlalu rendah akan menyebabkan deflasi yang juga memberi pengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi.

Secara umum inflasi tinggi terjadi akibat ketidakseimbangan antara uang yang beredar dengan jumlah barang. Jusuf Kalla bilang dalam hal ini pemerintah mempunyai tugas dalam membuat kebijakan yang tepat agar inflasi tetap terjaga. 

Sementara pengusaha memiliki peran penting dalam menjaga inflasi melalui aktivitas produksi.

“Jadi bagaimana menjaga ekuilibrium itu dengan cara harmonisasinya dengan cara kebijakan moneter, kebijakan pemerintah, dan kesempatan pengusaha untuk produksi dan dagang," kata Jufuf Kalla dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) X Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2019, Kamis (25/7).

Dalam pertumbuhan ekonomi inflasi menjadi penting lantaran jika indikator inflasi tinggi mencerminkan kenaikan harga, sementara daya beli jadi turun. Kemudian pengangguran semakin bertambah yang berakhir pada kemiskinan

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pada Juni inflasi tercatat sebesar 0,55% secara bulanan dan 3,28% secara tahunan.  Menurutnya, inflasi hingga Juni masih cukup terkendali lantaran masih ada di dalam kisaran 3,5% seperti target yang ditetapkan pemerintah.

Sebelumnya BI memperkirakan Inflasi 2019 berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 2,5%-4,5%. “Kami terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, termasuk dalam mengantisipasi musim kemarau yang lebih awal dan panjang,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi