Dorong pertumbuhan industri farmasi, ini strategi yang dilakukan Kemperin



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri farmasi setiap tahunnya mampu terjaga di level 8%-9%. Untuk mempertahankannya, Kemperin meminta industri farmasi untuk meningkatkan penggunaan bahan baku lokal.

Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen IKTA Kemperin mengatakan, proyeksi pertumbuhan industri farmasi tahun ini ada di level 9%. Untuk mendorong keberadaan dan perkembangan industri, menurutnya kuncinya ada di sektor hulu.

"Bagaimana agar bisa meningkatkan pertumbuhan nilai tambah, baru bisa kalau hulu dan hilir dapat terkoneksi," ungkapnya saat ditemui usai acara seremonial ekspor obat diabetes PT Ferron Par Pharmaceuticals, Selasa (2/7).


Untuk itu, Kemperin mendorong produsen obat memakai bahan baku lokal salah satunya dengan merancang aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Sigit bilang penggunaan TKDN rencananya dilakukan secara bertahap.

"Kami punya roadmap setiap lima tahunan. Soal persentase TKDN masih terus dibicarakan," ujarnya. 

Untuk tahap pertama, pemerintah berharap obat-obat umum seperti paracetamol dan generik lainnya sudah dapat menggunakan bahan baku lokal. 

Peningkatan TKDN ini dirasa perlu lantaran saat ini pelaku industri masih mengandalkan 90% impor bahan baku, yang menyebabkan defisit neraca perdagangan.

Selain peningkatan kandungan lokal dalam bahan baku obat, untuk mengatasi defisit itu, pemerintah merangsang pelaku usaha berinvestasi pabrik, reseach & development serta vokasi dengan melahirkan insentif perpajakan. 

Untuk itu, kata Sigit, Kemperin terus berdialog dengan Kementerian Keuangan (Kemkeu) agar super deductable tax dapat terwujud, dalam waktu dekat industri farmasi dapat masuk sebagai prioritas industri penerima insentif tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi