KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana memperluas penggunaan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) pada awal tahun 2025. Rencana tersebut diumumkan kala laju pertumbuhan kredit sedang mengalami perlambatan. Seperti diketahui, hingga September 2024, pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 10,8% secara tahunan (YoY). Ini menjadi pertumbuhan paling lambat sepanjang tahun berjalan. Adapun, perluasan insentif dari bank sentral yang bakal berdampak pada pemangkasan kewajiban rasio giro wajib minimum (GWM) ini menyasar sektor-sektor padat karya. Mengingat, pertumbuhan kredit di sektor tersebut memang tak sebesar sektor padat modal.
Baca Juga: BI Sebut Insentif Likuiditas Makroprudensial Dorong Pertumbuhan Kredit Ambil contoh, kredit di sektor pertanian dan industri pengolahan di periode yang sama hanya tumbuh sekitar 7%. Sementara, kredit di sektor perdagangan sedikit lebih baik dengan tumbuh 8%. Sebagai perbandingan, kredit di sektor pertambangan masih mampu tumbuh sekitar 26,7% dan dilanjutkan kredit ke sektor pengangkutan, telekomunikasi yang juga tumbuh hingga 16%. “Kami harapkan juga dengan adanya refocusing ke sektor yang menyerap tenaga kerja diharapkan ini akan membantu upaya mendorong penciptaan lapangan kerja,” ujar Deputi Gubernur BI Juda Agung kepada Kontan, Kamis (17/10).