KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang jasa transportasi batubara, PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (
BESS) rajin menambah armada baru. Pada Maret 2022, pihaknya telah merealisasikan pembelian tiga set kapal tunda dan tongkang baru. Maklum saja, sejalan dengan naiknya harga komoditas batubara, BESS menerima lonjakan permintaan angkutan batubara. Bahkan, dengan 18 set kapal tunda dan tongkang yang telah dioperasikannya saat ini, BESS belum bisa memenuhi permintaan yang ada sehingga harus menyewa kapal dari sub kontraktor. Melihat perjalanan bisnisnya, Batulicin Nusantara memang rajin menambah armada baru. Komisaris Utama Batulicin Nusantara Maritim, Sarman Simanjorang memaparkan pada 2011 Batulicin Nusantara memulai usahanya dengan mengoperasikan dua set kapal tunda dan tongkang. Seiring berjalannya waktu, pada 2017 pihaknya menambah tiga set kapal tunda dan tongkang.
Baca Juga: BESS Bentuk Entitas Usaha Baru untuk Melayani Pengangkutan Gasifikasi Batubara “Berlanjut, pada 2018 kami kembali menambah tiga set kapal tunda dan tongkang dan satu unit kapal LCT. Lalu, pada 2019 kami menambah armada lagi sebanyak 7 set kapal tunda dan tongkang,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (28/7).
Setelah melakukan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), BESS berencana menambah tiga set kapal tunda dan tongkang anyar. Rencana ini telah terealisasi di 2022. “Dengan ini kami mengoperasikan 18 set kapal tunda dan tongkang serta satu unit kapal LCT,” terangnya. Direktur Batulicin Nusantara Maritim, Yuliana menjelaskan, pihaknya telah merealisasikan pembelian tiga set kapal tunda dan tongkang pada Maret 2022. Perihal investasinya, Yuliana menjelaskan, satu set kapal tunda dan tongkang berukuran 300 feet senilai Rp 45 miliar. “Satu kapal kami bayar tunai dengan menggunakan laba yang dihasilkan dan dua kapal lagi kami lakukan pembiayaan melalui pinjaman dari Bank Mandiri,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Kendati sudah menambah armada baru, Yuliana bilang, permintaan yang datang saat ini belum bisa dipenuhi seluruhnya dari 18 kapal yang sudah dioperasikan BESS.
“Kadang kami harus menambah armada dari sub kontraktor, kurang lebih kami tambah dengan menyewa 6 kapal tongkang,” ungkapnya. Sejalan dengan pengoperasian tiga armada baru. Yuliana menargetkan pengangkutan batubara bisa naik sehingga pendapatan usaha dapat tumbuh 10% dibandingkan tahun lalu. Pada laporan tahunan 2021 manajemen Batulicin Nusantara memproyeksikan pendapatan usaha di 2022 senilai Rp 445 miliar. Proyeksi ini naik sekitar 10% dibandingkan realisasi pendapatan di 2021 yang senilai Rp 404,09 miliar. Adapun manajemen BESS juga memproyeksikan, di sepanjang tahun ini beban usaha senilai Rp 59 miliar serta beban lain-lain senilai Rp 1,66 miliar sehingga laba usaha sebelum pajak penghasilan senilai Rp 94,34 miliar. Dengan estimasi besaran pajak penghasilan yang senilai Rp 5,34 miliar, maka pencapaian laba bersih setelah pajak penghasilan diperkirakan senilai Rp 89 miliar. Menurut perhitungan Kontan.co.id, proyeksi laba bersih tersebut jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih di 2021 yang senilai Rp 112,4 miliar, maka terjadi penurunan 20,8% Yuliana menjelaskan, tergerusnya laba di tahun ini disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di mana pada Januari hingga Juli 2022 kenaikan solar menembus hingga Rp 21.000 per liter. “Kenaikan harga BBM ini cukup signifikan menggerus laba kotor kami,” kata Yuliana.
Baca Juga: Batulicin Nusantara Maritim akan tambah kapal dan genjot efisiensi operasi Tidak hanya itu, di tengah permintaan kapal tongkang yang semakin laris manis mengikuti kenaikan harga komoditas batubara, tantangan lain yang juga dihadapi BESS adalah kenaikan harga sewa kapal tongkang dari sub kontraktor. Yuliana mengungkapkan kenaikan harga sewa tersebut kurang lebih 5% dibandingkan kondisi normal. Untuk menghadapi tantangan yang ada, Yuliana menegaskan BESS telah melaksanakan efisiensi dan efektivitas di setiap divisi. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah memasang GPS untuk mendeteksi penggunaan BBM di setiap kapal tunda dan tongkang. Jadi manajemen bisa memantau apakah armada tersebut masih efisien, kemudian di mana posisi kapal sehingga tidak keluar dari jalur, alhasil bahan bakar yang digunakan tidak boros. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .