Dorong premi marine cargo, Kresna Insurance memproteksi Asia Benchmark Trade Lane



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (Kresna Insurance) berupaya meningkatkan kontribusi pendapatan premi lini bisnis marine cargo. Direktur Utama Kresna Insurance Pepe Arinata menyatakan salah satu upayanya adalah ikut dalam proteksi marine cargo insurance untuk ekspor dan impor barang, Inatrade milik Kementerian Perdagangan.

Guna memperluas jaringan proteksi, Kresna Insurance turun dalam kerja sama dengan World Logistics Council (WLC). Nantinya para pelaku ekspor impor akan tergabung dalam program Asia Benchmark Trade Lane (BTL), sebuah program pengembangan ekonomi nyata yang akan mencapai tingkat efisiensi dan kemakmuran ekonomi, terutama bagi segmen UKM.

Lewat kerja sama ini, Pepe bilang Kresna Insurance akan menjamin pengiriman marine cargo dari Indonesia ke luar negeri. Ia bilang pada tahap awal, Kresna Insurance akan menjamin pengiriman produk terkait kelautan dan perikanan.


Namun Ia berharap ke depannya bisa memperluas jangkauan proteksi. Ia juga ingin memberikan proteksi kepada pengiriman produk dari e-commerce Bukalapak. Lantaran kerja sama ini juga melibatkan Bukalapak.

“Kresna Insurance masuk ke program ini tujuannya untuk menjadi pionir dan buka peluang. Salah satunya kan banyak peluang asuransi yang bisa kita garap. Apalagi judulnya digitalisasi, sejalan dengan Kresna Insurance yang sedang mengembangkan digitalisasi,” ujar Pepe di Jakarta pada Kamis (25/7).

Lewat skema ini, Kresna ingin imbangi semua lini bisnis yang dimiliki oleh Kresna Insurance seperti properti, kendaraan, dan marine cargo. Namun saat ini premi yang paling besar adalah properti. Ia ingin mendorong pertumbuhan premi dari lini bisnis marine cargo tanpa menurunkan lini properti.

Pepe bilang bila nantinya Kresna Insurance juga menjamin pengiriman pelapak Bukalapak, maka akan premi yang akan dikenakan bakal memiliki perhitungan khusus. Ia tidak ingin asuransi ini jadi satu beban tambahan bagi pelapak.

“Pastinya ada perhitungan preminya. Nanti akan dikelompokkan, mana barang yang high risk, simple, dan sebagainya. Kami di Kresna mitra juga ada kerja sama dengan salah satu bisnis digital logistic untuk pengiriman barang. Itu dihitung secara risiko cukup aman, tapi hindari risiko bagi konsumen, tetap kami jamin. Tapi preminya tidak memberatkan,” tambah Pepe.

Asal tahu saja, perusahaan asuransi dengan kode emiten ASMI ini mampu membukukan pendapatan premi senilai Rp 304,8 miliar hingga tiga bulan pertama 2019. Nilai ini tumbuh 372,56% yoy dari Rp 64,5 miliar pada Maret 2019.

"Peningkatan premi terjadi karena ada konsumen dari korporasi yang masuk, ini sudah kita kejar sejak 2016 lalu, dan baru dapat di kuartal 1-2019. Adapun target premi hingga akhir 2019 sebesar 20% hingga 25%," jelas Pepe.

Hingga saat ini, Pepe mengaku lini asuransi kebakaran sebesar 70% sampai 80% sisanya ada lini kendaraan bermotor. Adapun yang menjadi nasabah dari lini asuransi kebakaran adalah nasabah korporasi sedangkan kendaraan bermotor dari ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi