KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menangkap momentum pertumbuhan ekonomi, industri perbankan terus berupaya mengoptimalisasi layanan guna menunjang ekspansi bisnis di tahun 2022. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pun menjadi fokus utama lantaran memiliki peran penting dalam menggerakan perekonomian nasional. Namun, terdapat beberapa tantangan yang membuat perusahaan dan UMKM sulit bertahan dari pandemi dan bisa naik kelas. Antara lain, minimnya modal usaha, ketidaktahuan cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, persoalan distribusi barang, minimnya pengetahuan pengenai pemasaran online dan branding, tidak memiliki mentor, hingga masalah ijin usaha. Nah, agar tetap untung dan bertahan menghadapinya, tiap pengusaha perlu menyiapkan banyak strategi. Bisa dimulai dari perbaikan manajemen karyawan.
Mulai dari proses rekrutmen talenta siap kerja hingga dukungan berkelanjutan bagi karyawan sama pentingnya dengan membangun strategi
marketing ataupun keuangan dalam sebuah bisnis. Terdapat beberapa langkah awal untuk membenahi kondisi finansial perusahaan di tengah masa pandemi. Perusahaan harus mengatur arus kas, misalnya pengurangan jumlah karyawan, pengurangan biaya utilisasi, restrukturisasi utang dan lainnya yang dilakukan agar perusahaan tidak merugi. Untuk bisa kelola keuangan dengan baik, maka perusahaan perlu mengkoneksikan dengan sistem teknologi terintegrasi. Seperti misalnya menggunakan Digital Super Platform Kopra By Mandiri yang memiliki fasilitas Finansial Dashboard dengan informasi summary transaksi dan posisi keuangan. Fitur ini memberikan keluasan akses dan
control atas keseluruhan
monitoring transaksi dan posisi dana keuangan mereka di Bank Mandiri yang dulunya tersebar di masing-masing
echannel. Di sisi lain, reformasi struktural dan model bisnis perusahaan juga dijalankan. Mulai dari mengefisienkan biaya operasional, menutup sejumlah bisnis yang merugi. Selanjutnya, perusahaan juga harus mencari solusi pendapatan baru dengan berinovasi dan pivoting business model untuk menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Perusahaan dapat membuat target untuk segmentasi pasar yang baru misalnya, dengan membuat produk atau layanan baru yang sesuai kebutuhan di tengah pandemi. Jenis kerja sama paling mendasar dan umumnya bertahan lama dalam rangka menghasilkan inovasi adalah aliansi strategis. Kerja sama dapat membuat dua entitas bisnis saling bertukar keuntungan, fasilitas, dan melebarkan sayap ke pelanggan yang telah dimiliki masing-masing entitas.
Setelah berhasil menentukan rekan bisnis yang cocok untuk kolaborasi, hal berikutnya yang bisa diterapkan adalah dengan menghadirkan terobosan-terobosan baru yang segar. Namun tak hanya sekadar baru, juga harus menjawab kebutuhan atau permasalahan yang berkaitan dengan konsumen. Mengingat konsumen merupakan poros utama dalam proses formulasi strategi. Melakukan kolaborasi bisnis bisa menjadi pilihan yang tepat bagi bisnis yang sudah memiliki produk inovatif tetapi belum dipasarkan secara optimal. Untuk melakukan kolaborasi, tentukan target kolaborasi yang menurut Anda cocok dengan bisnis atau produk Anda, dan kejarlah target tersebut. Sebab, digitalisasi diperlukan untuk membantu mendapatkan data dan mendapatkan informasi terbaru mengenai konsumen. Digitalisasi telah merubah hubungan bisnis secara mendasar, dimana jarak dan letak geografis menjadi “kurang penting”. Hampir seluruh kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan sangat mudah melalui infrastruktur digital. Berbeda dengan masa lalu, pada masa teknologi digital, peranan perusahaan kecil dan menengah menjadi penting dalam tataran bisnis di era modern. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Indah Sulistyorini