Dow Jones capai rekor terbaru lagi seiring lonjakan volume 64% dalam sehari



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sektor Industri memimpin Dow ke penutupan tertinggi baru pada Jumat (21/9). Volume perdagangan juga melonjak ke level tertinggi sejak 9 Februari untuk mengantisipasi perubahan sektor S&P 500.

Sementara Dow ditutup lebih tinggi, S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri hari perdagangan di wilayah negatif. S&P dan Dow membukukan kenaikan mingguan, dengan Dow menunjukkan kenaikan persentase mingguan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan. Nasdaq melemah pada minggu ini.

"Banyak perubahan telah diantisipasi oleh reksadana indeks, dan mereka sudah siap untuk itu," kata Tim Ghriskey, Kepala Strategi Investasi di Inverness Counsel di New York. "Tapi ada banyak hal yang terjadi."


Boeing Co, eksportir terbesar Amerika Serikat ke China, mendorong sektor industri yang sensitif terhadap perdagangan ke tingkat lebih tinggi. Sektor ini memimpin kenaikan Dow.

Imbal hasil Treasury AS mereda seiring peningkatan kecemasan Brexit bahkan dengan Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga utama minggu depan. Saham keuangan turun mengakhiri reli baru-baru ini.

"Setiap kali ada kenaikan suku bunga, Anda berpotensi melihat perataan kurva imbal hasil yang tidak baik untuk keuangan," kata Ghriskey.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 86,52 poin (0,32%) menjadi 26.743,5. S&P 500 kehilangan 1,08 poin (0,04%) menjadi 2.929,67. Nasdaq Composite turun 41,28 poin (0,51%) menjadi 7.986,96.

Telekomunikasi naik 1% pada hari perdagangan terakhirnya sebagai sektor S&P utama, dan merupakan kenaikan persentase terbesar indeks.

Semua saham momentum FAANG mengakhiri sesi lebih rendah, dengan Facebook, Apple Inc, Amazon.com Inc, Netflix Inc dan Google induk Alphabet Inc turun antara 1,1% dan 1,9%.

McDonald's Corp naik 2,8% setelah mengumumkan akan menaikkan dividen kuartalannya sebesar 15%.

Volume di bursa AS adalah 10,77 miliar saham, hampir 64% lebih tinggi dari rata-rata 6,57 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana