NEW YORK. Pelemahan bursa saham Amerika Serikat terus berlanjut hingga pekan keenam. Indeks Dow Jones bahkan mengalami pelemahan terparah sejak 2002 silam.Dow Jones melemah sebesar 172,45 poin atau sebesar 1,4% menjadi 11.951,91 pada saat penutupan, kemarin. Ini merupakan pelemahan Dow Jones yang pertama kali dibawah level 12.000 sejak Maret lalu.Sementara indeks Standard & Poor's 500 terjatuh sebesar 1,4% menjadi 1.270,98. Begitu pun juga dengan indeks Nasdaq. Indeks bursa saham-saham perusahaan teknologi ini terjerembab 1,5% menjadi 2.643,73.Pelemahan indeks bursa saham ini terjadi karena berita pelemahan ekonomi. Kabar ini membuat para investor khawatir mengenai jumlah lapangan pekerjaan, output industri dan pasar perumahan. Menurut Jan Loeys, analis JP Morgan Chase & Co., pelemahan ini terjadi karena penurunan permintaan barang-barang produksi akibat kenaikan harga minyak mentah. Dia mengatakan, banyak industri yang mengalami kelebihan produksi saat ini.Selain itu, Loeys mengatakan, pelemahan indeks bursa saham juga disebabkan kecemasan terhadap utang negara-negara Uni Eropa. "Plus, investor juga mengkhawatirkan kebijakan pengetatan yang dilakukan oleh China," katanya.Faktor lainnya, Loeys mengatakan, investor juga sedang menunggu kebijakan The Federal Reserve. Asal tahu saja, bank sentral Amerika Serikat ini akan membeli surat utang sebesar US$ 600 juta.Seberapa besar koreksi indeks ini akan berlangsung, Loeys mengatakan sangat bergantung faktor pendorongnya. Namun, dia mengatakan data-data perekonomian Amerika Serikat masih menunjukkan pelemahan dan baru menunjukkan perbaikan pada kuartal ketiga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dow Jones tumbang paling parah sejak 2002
NEW YORK. Pelemahan bursa saham Amerika Serikat terus berlanjut hingga pekan keenam. Indeks Dow Jones bahkan mengalami pelemahan terparah sejak 2002 silam.Dow Jones melemah sebesar 172,45 poin atau sebesar 1,4% menjadi 11.951,91 pada saat penutupan, kemarin. Ini merupakan pelemahan Dow Jones yang pertama kali dibawah level 12.000 sejak Maret lalu.Sementara indeks Standard & Poor's 500 terjatuh sebesar 1,4% menjadi 1.270,98. Begitu pun juga dengan indeks Nasdaq. Indeks bursa saham-saham perusahaan teknologi ini terjerembab 1,5% menjadi 2.643,73.Pelemahan indeks bursa saham ini terjadi karena berita pelemahan ekonomi. Kabar ini membuat para investor khawatir mengenai jumlah lapangan pekerjaan, output industri dan pasar perumahan. Menurut Jan Loeys, analis JP Morgan Chase & Co., pelemahan ini terjadi karena penurunan permintaan barang-barang produksi akibat kenaikan harga minyak mentah. Dia mengatakan, banyak industri yang mengalami kelebihan produksi saat ini.Selain itu, Loeys mengatakan, pelemahan indeks bursa saham juga disebabkan kecemasan terhadap utang negara-negara Uni Eropa. "Plus, investor juga mengkhawatirkan kebijakan pengetatan yang dilakukan oleh China," katanya.Faktor lainnya, Loeys mengatakan, investor juga sedang menunggu kebijakan The Federal Reserve. Asal tahu saja, bank sentral Amerika Serikat ini akan membeli surat utang sebesar US$ 600 juta.Seberapa besar koreksi indeks ini akan berlangsung, Loeys mengatakan sangat bergantung faktor pendorongnya. Namun, dia mengatakan data-data perekonomian Amerika Serikat masih menunjukkan pelemahan dan baru menunjukkan perbaikan pada kuartal ketiga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News