Dow Jones turun lagi, kali ini tertekan kekhawatiran tarif balasan Uni Eropa



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham AS turun pada hari Kamis (19/7) setelah laporan kinerja mengecewakan dan kekhawatiran perang dagang AS versus Uni Eropa meningkat lagi.

Pejabat dari Komisi Perdagangan Uni Eropa, yang dijadwalkan berada di Washington pekan depan untuk merundingkan perdagangan, dikabarkan sedang mempersiapkan daftar tindakan balasan untuk menanggapi rencana tarif AS terhadap mobil Uni Eropa.

Produsen otomotif AS mengatakan pengenaan tarif terhadap mobil AS dan suku cadang di Uni Eropa bisa meningkatkan harga kendaraan sebesar US$ 83 miliar per tahun. Salah Ford Motor Co dan General Motors Co masing-masing turun 0,5% dan 1,4%.


Pada hari Rabu, laporan Beige Book Federal Reserve menunjukkan produsen di 12 distrik bank sentral AS khawatir tentang dampak dari sengketa perdagangan. "Jika ini berakhir dengan perang yang berlarut-larut, itu akan menjadi berita buruk," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco. 

"Kecuali mulai menunjukkan kemajuan signifikan sebelum ujian tengah semester, ini akan menjadi tanda suram karena ekonomi akan mulai melambat," katanya, mengacu pada pemilihan kongres pada 6 November.

Saham eBay turun 10,1% setelah laporan laba yang mengecewakan. Saham ini menjadi pengganjal terbesar di Nasdaq dan S&P 500.

Saham American Express Co merosot 2,7% setelah perusahaan kartu kredit ini  melaporkan kenaikan biaya akibat peningkatan pengeluaran pada program hadiahnya.

Indeks dolar sempat mencapai titik tertinggi satu tahun, memperkuat kekhawatiran bahwa greenback yang kuat bisa melukai kinerja dari perusahaan multinasional AS. Tetapi dolar turun lagi setelah Presiden Donald Trump menyatakan keprihatinan tentang mata uang yang kuat.

Dow Jones Industrial Average turun 134,79 poin (0,53%) menjadi 25.064,5. Indeks S&P 500 kehilangan 11,13 poin (0,40%) menjadi 2.804,49. Adapun Nasdaq Composite turun 29,15 poin (0,37%) menjadi 7.825,30.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana