Dow naik tipis, pasar tunggu kinerja emiten



NEW YORK. Semalam (8/4), Saham-saham di bursa Amerika Serikat menanjak tipis mengakhiri penurunan mingguan terburuknya. Investor mulai pekulasi bahwa kinerja kuartal I emiten akan menambag volatilitas Wall Street.Advanced Micro Devices Inc. melaju paling depan di antara saham-saham penyusun indeks S&P 500 setelah Microsoft Corp. mengatakan akan menggunakan chips AMD dalam Xbox terbaru.BioCryst Pharmaceuticals Inc. melesat 13% lantaran China menyetujui penggunaan obat anti-flu produksnya, Peramivir. Lufkin Industries Inc. melompat 38% dengan rencana GE untuk mengakuisisinya. Indeks S&P 500 menanjak 0,6% ke 1.563,07. Padahal sebelumnya indeks itu terkoreksi 0,35. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 48,23 poin atau 0,3% ke 14.613,48. Namun transaksi di bursa AS hanya mencapai 5,1 miliar, 19% di bawah rata-rata perdagangan tiga bulan terakhir. "Laporan keuangan emiten jelas akan menjadi pendorong volatilitas di beberapa pekan ke depan. Konsensusnya adalah kita akan mengalami musim laporan keuangan yang cukup bervariasi dan jelek.Tapi saya lihat kita mungkin akan melihat banyak kejutan di sisi positifnya, dan ini bagus," kata Omar Aguilar, Chief Investment Officer Charles Schwab Investment Management.JPMorgan Chase & Co., Wells Fargo & Co. dan Bed Bath & Beyond Inc. berada di antara sembilan emiten S&P 500 yang akan melaporkan kinerjanya pekan ini. Analis memperkirakan laba emiten S&P 500 jatuh 1,8% dibandingkan kuartal sebelumnya. "Data yang lebih lemah dan laporan kinerja akan mendorong volatilitas setelah reli tanpa hambatan sepanjang kuartal satu," kata Andrew Greeley, Senior Managing Director Acorn Derivatives Management Corp. di akhir pekan lalu ketika S&P tergerus 1%.Para investor yang mengelola dana lebih dari US$ 5 triliun berkata mereka mencari cara untuk membatasi kerugian setelah S&P 500 mencapai rekor. Namun ini cukup sulit dilakukan sebab di kuartal I lalu saham-saham defensif sudah reli ke level tertinggi sejak 2008."Anda melihat risiko koreksi sekarang bertambah. Sebagian pasar yang sudah melakukan yang terbaik, yakni saham defensif, kini jadi sangat mahal. Ini akan menjadi reli yang berbeda dari yang biasa dialami orang," kata Russ Koesterich, Chief Investment Strategist BlackRock, pengelola dana terbesar dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: