DP naik, premi Adira hanya tumbuh 9,6%



JAKARTA. Dampak kebijakan uang muka kredit dirasakan oleh pelaku asuransi umum. Lihat saja Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), kinerja mereka pada kuartal III-2012 tumbuh tipis 9,6% menjadi Rp 1,2 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,1 triliun. Pengaruh penurunan ini karena perusahaan permintaan kendaraan bermotor di pembiayaan yang bekerja sama dengan Adira Insurance ikut menurun. Menurut Hardianto Wirawan, Corporate Strategic Planning Head Adira Insurance mengatakan, sepanjang kuartal tiga, kontribusi kendaraan bermotor masih dominan yaitu 65% dari total premi, sisanya 35% dari lini non kendaraan bermotor. Meski begitu, nilai premi kendaraan bermotor menurun 5% dibandingkan periode sama tahun lalu. "Kami akui, dampak loan to value (ltv) ada pengaruhnya," ungkap Hardianto, pada Selasa (16/10). Meski kontribusi motor menurun, tetapi pencapaiannya sudah 90% dari target yang dicanangkan manajemen Adira. Menurut Hardianto, penurunan ini sudah bisa ditebak sejak kuartal kedua tahun ini. Karena itu Adira melakukan penyesuaian target. Hardianto menambahkan, selain ditopang penerapan ltv, tipisnya pertumbuhan premi juga adanya penurunan lini bisnis non kendaraan bermotor. Sayang tidak disebutkan lini bisnis non kendaraan bermotor jenis apa yang menurun. "Motor turun tapi penurunan non kendaraan bermotor juga berpengaruh," ungkapnya. Meski tidak terlalu memuaskan, asuransi yang saham terbesarnya dikuasai Bank Danamon ini bisa tenang. Sebab kontribusi syariah meningkat 14%. Banyak nasabah asuransi yang berpindah ke asuransi syariah sehingga mengerek kontribusi syariah. Hanya saja, mulai tahun lalu pencatatan syariah dipisah dari asuransi konvensional Adira sehingga tidak terlihat kontribusinya. Hardianto berkata, peningkatan syariah cukup melegakan. Mengantisipasi dampak LTV, pada akhir kuartal ini Adira akan mengembangkan segmen ritel untuk mengejar target premi Rp 1,6 triliun. Selama ini ritel mendominasi perolehan premi di Adira Insurance. Kontribusi ritel di Adira, 30%-40% dari Jakarta dan sekitarnya. Selain mengerek porsi ritel, manajemen juga berencana memperbesar asuransi kendaraan bermotor roda empat. Sampai akhir September, komposisi roda empat 45% terhadap total premi kendaraan bermotor, sedangkan roda dua 55%. Hardianto menerangkan, diharapkan sampai akhir tahun porsinya seimbang. "Tadinya 60% kendaraan roda dua, 40% roda empat tapi kami manage akan berubah," terangnya. Adira juga akan mengubah menjaga komposisi klaim roda empat agar klaim komprehensif lebih besar dibandingkan total loss. Sampai akhir kuartal ketiga, total klaim Rp 635 miliar, naik 45% dibandingkan kuartal tiga tahun lalu. Penyebab kenaikan karena profil risiko kendaraan bermotor. Faktor banyaknya pencurian kendaraan bermotor ikut mempengaruhi kenaikan klaim. Makanya tahun ini manajemen menekan portofolio klaim agar tipe klaim komprehensif lebih besar daripada total loss. Mujono Tjandra, Chief Financial Officer Adira Insurance mengakui, klaim harus diseimbangkan agar tidak menekan laba. "Iya agar berimbang," ujarnya. Sebagai gambaran, akhir September total aset Adira Rp 3 triliun, tumbuh 24% dibandingkan periode sama tahun lalu. Tahun ini Adira merevisi target karena adanya aturan uang muka kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: