JAKARTA. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat mempertimbangkan perubahan posisi Edhie Baskoro Yudhoyono, bila Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum. Edhie Baskoro yang biasa disapa Ibas itu diusulkan tidak lagi menjabat Sekjen PD, tapi menjadi Ketua Harian PD. "Itu kami pertimbangkan, termasuk Pak SBY yang menjabat sebagai presiden. Kami ada code of conduct soal tugas ketua umum itu tidak mengganggu Pak SBY, jadi bisa di Sabtu dan Minggu. Makanya, kami usulkan ada ketua harian," kata Ketua DPD Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang kepadaTribunnews.com di Jakarta, Kamis (28/3/2013) kemarin. Secara pribadi, Endang mengaku, mengusulkan Ibas menjadi Ketua Harian PD. "Kenapa Ibas? Karena dia orangnya low profile, Ibas dan Anas hampir selalu ada dalam kunjungan ke seluruh DPD dan DPC. Nah, kalau Ibas jadi Ketua Harian, dia sudah tahu petanya. Selain itu, yang paling bisa komunikasi 24 jam ke SBY, itu Mas Ibas. Saya juga usul agar Wakil Ketua Umum harus ditambah, jangan cuma dua orang. Kenapa tidak ditambah jadi empat seperti di Golkar atau tujuh," paparnya.
DPD usulkan Ibas jadi Ketua Harian PD
JAKARTA. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat mempertimbangkan perubahan posisi Edhie Baskoro Yudhoyono, bila Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum. Edhie Baskoro yang biasa disapa Ibas itu diusulkan tidak lagi menjabat Sekjen PD, tapi menjadi Ketua Harian PD. "Itu kami pertimbangkan, termasuk Pak SBY yang menjabat sebagai presiden. Kami ada code of conduct soal tugas ketua umum itu tidak mengganggu Pak SBY, jadi bisa di Sabtu dan Minggu. Makanya, kami usulkan ada ketua harian," kata Ketua DPD Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang kepadaTribunnews.com di Jakarta, Kamis (28/3/2013) kemarin. Secara pribadi, Endang mengaku, mengusulkan Ibas menjadi Ketua Harian PD. "Kenapa Ibas? Karena dia orangnya low profile, Ibas dan Anas hampir selalu ada dalam kunjungan ke seluruh DPD dan DPC. Nah, kalau Ibas jadi Ketua Harian, dia sudah tahu petanya. Selain itu, yang paling bisa komunikasi 24 jam ke SBY, itu Mas Ibas. Saya juga usul agar Wakil Ketua Umum harus ditambah, jangan cuma dua orang. Kenapa tidak ditambah jadi empat seperti di Golkar atau tujuh," paparnya.