KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mulai terhambat, setelah lima bulan sejak Mei lalu mencatat pertumbuhan positif. Pada Oktober, pertumbuhan DPK terkontraksi 0,4% (mom) dibandingkan bulan sebelumnya. Penarikan dana oleh nasabah tajir di bank jumbo jadi penyebab utamanya, sementara bank kecil menengah relatif masih tumbuh baik. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan pada bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 tercatat terkontraksi 1,6% (mom), sementara di BUKU 3, dan BUKU 2 masih mencatat pertumbuhan positif masing-masing 1,3% (mom), dan 1,2% (mom).
Adapun jika diperinci, simpanan nasabah tajir dengan nilai nominal di atas Rp 5 miliar jadi penopang perlambatan dengan pertumbuhan yang terkontraksi 1,1% (mom). Sementara nilai simpanan di bawah Rp 100 juta masih melanjutkan tren positif dengan pertumbuhan 0,5% (mom), meskipun juga tercatat melambat dibandingkan September dengan pertumbuhan 2,1% (mom).
Baca Juga: Bank Mantap buka kantor di mal pelayanan publik Purwakarta PT Bank Sahabat Sampoerna misalnya sampai Oktober 2020, berhasil menghimpun DPK senilai Rp 9,79 triliun, dan masih tumbuh tipis 0,93% (mom) dibandingkan bulan sebelumnya. Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra pun menaksir tren perlambatan DPK secara umum masih akan bertahan sampai akhir tahun. Namun lantaran pertumbuhan kredit masih tertahan akibat pandemi, likudiitas perbankan secara umum juga cukup longgar, termasuk buat Bank Sampoerna. “DPK kami saat ini memadai untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas sekaligus mengantisipasi kondisi ekonomi kini. Akumulasi DPK sampai akhir tahun pun kami estimasi tak akan banyak berubah,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (7/12). Adapun baki debet kredit BUKU 2 ini pada Oktober tercatat terkontraksi 2,16% (mom), dari Rp 8,42 triliun September 2020 menjadi Rp 8,24 triliun. BUKU 2 lainnya, PT BPD DIY pun mencatat hal serupa, Sampai November 2020 DPK perseroan telah masih tumbuh positif dan berhasil menghimpun Rp 12,49 triliun yang bahkan telah tumbuh 11,03% dibandingkan akhir Juni lalu. “Pertumbuhan DPK kami utamanya ditopang dari simpanan tabungan, dari masyarakat. Dari Pemda justru malah terbatas tak lebih dari 20% dari total DPK kami,” kata Direktur Pemasaran BPD DIY Agus Trimurjanto kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Ini cara Sekretaris Perusahaan Bank Mayora jaga imun tubuh di kala pandemi Masih mumpuninya pertumbuhan DPK, bikin perseraon juga masih mencatat pertumbuhan penyaluran kreditnya. Sampai November 2020 BPD DIY telah menyalurkan kredit Rp 8,77 triliun tumbuh 1,29% (mom) dibandingkan bulan sebelumnya. Ada pula PT Bank Mayora yang kinerja penghimpunan dananya tumbuh mumpuni sebesar 3,02% (mom), dari Rp 6,47 triliun pada September 2020 menjadi Rp 6,67 triliun per Oktober 2020. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij sebelumnya bilang, pertumbuhan tersebut utamanya memang ditopang dari dana murah alias
current account and saving account (CASA). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto