DPK melambat, bank lirik utang bilateral



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan semakin mininya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), bank tengah melirik sumber pembiayaan lain. Satu sumber dana andalan bank adalah pinjaman bilateral.

Empat bank pelat merah diketahui tengah melirik pinjaman bilateral. Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang terkait pinjaman bilateral ini masih dibahas mengenai jumlahnya. "Ada opsi pendanaan dari billateral loan, namun jumlahnya belum diputuskan," kata Darmawan.

Dalam paparan kinerjanya, pengelola Bank Mandiri pernah mengatakan akan mengusahakan pinjaman bilateral pada September 2018. Nilai yang disebut US$ 500 juta.


BTN juga sedang menjajaki opsi pinjaman bilateral. Menurut Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN, bank itu masih melakukan sosialisasi ke pasar terkait ini. "Nanti setelah pasti dan kami sudah berikan mandate letter ke bank arranger kami akan disclose jumlah loan-nya," kata Iman

Sementara Suprajarto, Direktur Utama BRI bilang, BRI masih melihat perkembangan dan peluang terbaik untuk setiap tawaran pinjaman bilateral loan. "Baik yang datang dari dalam maupun luar negeri," kata Suprajarto. Saat ini, pengelola BRI melihat likuiditas bank itu masih aman di tengah penguatan USD dan kenaikan yield.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang bank memiliki pinjaman bilateral baik di dalam maupun luar negeri sejak beberapa tahun terakhir ini. "Bilateral loan bukan dalam rangka menggantikan DPK, namun sebagai strategi rekomposisi sumber dana, baik dalam rupiah dan dalam valas, jangka panjang dan pendek serta strategi menyikapi kondisi likuiditas bank," kata Herry.

BNI tetap menjaga komposisi pendanaan baik melalui dana pihak ketiga maupun funding non konvensional seperti billateral loan ini.

Pencarian dana dari pinjaman bilateral ini memang menjadi alternatif pembiayaan bank terutama dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Apalagi, ada kemungkinan pertumbuhan DPK mulai melambat. Makanya bank musti mencari cara untuk alternatif pembiayaan untuk jangka panjang.

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Juni 2018 pertumbuhan tahunan DPK 6,99%. Angka itu lebih rendah daripada pertumbuhan tahunan kredit, yaitu 10,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie