DPK melemah, deposito valas merekah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Januari 2019 tumbuh 5,1% (yoy) menjadi Rp 5.365,7 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Desember 2018 sebesar 6,1% (yoy) dengan dana terhimpun Rp 5.457,2 triliun.

Perlambatan pertumbuhan ini terjadi di seluruh komponen DPK baik tabungan, giro, dan deposito. Namun dalam subkomponen deposito valas justru mengalami akselarasi pertumbuhan.

Pada Januari 2019 deposito valas tumbuh 8,5% (yoy) dengan dana terhimpun Rp 323,3 triliun. Sementara pada DEsmber 2018 pertumbuhannya 8,0% (yoy) senilai Rp 331,3 triliun.


Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo mengatakan, pertumbuhan deposito valas di awal tahun turut didorong imbal hasil yang menarik di emerging market.

“Kalau melihat perkembangan DPK valas tentu itu adalah dampak dari masih menariknya imbal hasil di emerging market. Dan perbankan Indonesia pun tak terkecuali kena dampak yang sama,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Haru menambahkan, hal tersebut sejatinya merupakan satu kesempatan bagi BRI, khususnya untuk memperkuat likuiditas. Ia memprediksi hingga kuartal I-2019 deposito valas masih akan bertumbuh. Sementara BRI mematok pertumbuhan DPK valas di kisaran 10%-12% hingga kuartal I-2019.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang sejak tahun lalu telah mencatat pertumbuhan deposito valas yang cukup signifikan, yaitu mencapai 27,1 % (yoy).

“Deposito valas kami hingga akhir 2018 kemarin tercatat senilai Rp 33,3 triliun, tumbuh 27,1% (yoy) dibandingkan 2017. sementara secara komposisi juga tumbuh 14,8% (yoy) dibandingkan 2017, dengan komposisi sebesar 17,6% dari total deposito kami,” kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Tren peningkatan ini diprediksi Anggoro masih akan terjadi hingga akhir kuartal I-2019. Meskipun ia bilang, BNI sejatinya tak akan agresif memupuk deposito bermata uang asing ini.

“Strategi pendanaan kami tahun ini akan lebih fokus ke dana murah (CASA) dengan meningkatkan layanan transaksional banking serta peningkatan kerjasama dengan pemerintah dan swasta,” lanjutnya.

Strategi pendanaan serupa juga turut dibidik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Direktur Konsumer BTN Budi Satria bilang, lantaran penyaluran kredit BTN masih berfokus menggunakan rupiah, DPK valas tak terlalu dibidik.

“Kami saat ini belum masuk ke kredit valas, lebih fokusnya ke kredit perumahan. Sehingga strategi pendanaan tidak difokuskan ke sana,” kata Budi.

Padahal, Budi bilang pertumbuhan deposito valas BTN pada 2018 justru meningkat tajam mencapai 120% (yoy) dengan nilai mencapai Rp 286 miliar. produk deposito valas BTN disebut Budi masih berperan sebagai pelengkap layanan BTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi