JAKARTA. Kendati likuiditas bank besar mulai membaik, dana pihak ketiga (DPK) perbankan secara nasional masih belum mampu tumbuh kencang. Hal ini tercermin dari tipisnya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan dari masyarakat. "DPK yang berhasil dihimpun perbankan nasional mencapai Rp 3.835 triliun per Agustus 2014," ujar Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rabu (3/9). Mengacu data OJK, pencapaian itu hanya mampu naik tipis 0,02% dibandingkan posisi Juni tahun ini yang sebesar Rp 3.834 triliun. Namun, jika dibandingkan secara tahunan (year on year), DPK tumbuh 11,45% dari Rp 3.440,2 triliun pada Agustus 2013. Hingga Agustus, dana murah dalam bentuk tabungan mencapai Rp 1.167 triliun. Angka ini melonjak 8,35% dibandingkan dalam tempo dua bulan atau dari posisi sebesar Rp 1.077 triliun per Juni. Sementara itu, dana murah yang berasal dari simpanan giro tumbuh 40,3% selama dua bulan atau mencapai Rp 912 triliun.
DPK naik tipis dalam dua bulan
JAKARTA. Kendati likuiditas bank besar mulai membaik, dana pihak ketiga (DPK) perbankan secara nasional masih belum mampu tumbuh kencang. Hal ini tercermin dari tipisnya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan dari masyarakat. "DPK yang berhasil dihimpun perbankan nasional mencapai Rp 3.835 triliun per Agustus 2014," ujar Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rabu (3/9). Mengacu data OJK, pencapaian itu hanya mampu naik tipis 0,02% dibandingkan posisi Juni tahun ini yang sebesar Rp 3.834 triliun. Namun, jika dibandingkan secara tahunan (year on year), DPK tumbuh 11,45% dari Rp 3.440,2 triliun pada Agustus 2013. Hingga Agustus, dana murah dalam bentuk tabungan mencapai Rp 1.167 triliun. Angka ini melonjak 8,35% dibandingkan dalam tempo dua bulan atau dari posisi sebesar Rp 1.077 triliun per Juni. Sementara itu, dana murah yang berasal dari simpanan giro tumbuh 40,3% selama dua bulan atau mencapai Rp 912 triliun.