DPK perbankan menurun, BRI optimistis tumbuh



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini menjadi 7%-9% dari proyeksi sebelumnya 11%-13% yoy (year-on-year). Penurunan ini dikarenakan masih rendahnya realisasi kredit di semester I 2016.

Gubernur BI, Agus Martowardojo, mengatakan di kuartal IV 2016 nanti saluran kredit dapat bergerak lebih cepat sesuai target meski pada Agustus 2016 pertumbuhan kredit masih di bawah 3% (year to date/YTD).

"Sebelumnya, kami memperkirakan dua digit, setelah dikaji kami memperkirakan menjadi single digit," ujar Agus di sela-sela konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) (19/8).


BI juga mengumumkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir triwulan II 2016 mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2016 sebesar 6,4% (yoy) menjadi 5,9 (yoy).

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sis Apik Wijayanto mengatakan meski proyeksi BI menurun, bank pelat merah ini mengaku tetap akan konsisten mengikuti Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah diatur.

Sis Apik juga mengharapkan sektor ritel dapat tumbuh, baik untuk DPK maupun pinjaman. “Karena kita (BRI) mengacu pada target pertumbuhan CASA antara 58%-60%. Harapannya, dengan payment dan digitalisasi nantinya DPK ritel khususnya tabungan akan naik,” tuturnya kepada KONTAN (19/8). Hal ini menurutnya disebabkan oleh masih adanya beberapa sektor di Indonesia yang belum stabil.

Sekadar informasi, meski pertumbuhan DPK perbankan mengalami pertumbuhan, BRI justru mengalami peningkatan 14,5% (yoy) pada semester I 2016. BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp 656,1 triliun dengan mayoritas didominasi oleh dana murah (CASA) yang tumbuh 56,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 54,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie