JAKARTA. Para bankir bank kecil mengaku likuiditas masih cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan kredit. Meskipun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016, bank BUKU 1 mengalami penurunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36,66% menjadi Rp 95,48 triliun. Sementara, bank BUKU 2 mencatat pertumbuhan DPK sebesar 3,30% menjadi Rp 626,89 triliun. Eddy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, pihaknya tak mengalami kesulitan likuiditas karena permintaan kredit rendah dan tak ada perang bunga. Berdasarkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposito ratio (LDR) masih di bawah 80%. “Kami mencatat telah memperoleh DPK sebesar Rp 1,86 triliun per September 2016,” katanya, Selasa (11/10). Bank Ina Perdana menargetkan akan memperoleh DPK sebesar Rp 1,92 triliun di akhir tahun ini, atau tumbuh 10,98% dibandingkan posisi akhri tahun lalu sebesar Rp 1,73 triliun.
DPK turun, bank kecil klaim likuiditas aman
JAKARTA. Para bankir bank kecil mengaku likuiditas masih cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan kredit. Meskipun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016, bank BUKU 1 mengalami penurunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36,66% menjadi Rp 95,48 triliun. Sementara, bank BUKU 2 mencatat pertumbuhan DPK sebesar 3,30% menjadi Rp 626,89 triliun. Eddy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, pihaknya tak mengalami kesulitan likuiditas karena permintaan kredit rendah dan tak ada perang bunga. Berdasarkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposito ratio (LDR) masih di bawah 80%. “Kami mencatat telah memperoleh DPK sebesar Rp 1,86 triliun per September 2016,” katanya, Selasa (11/10). Bank Ina Perdana menargetkan akan memperoleh DPK sebesar Rp 1,92 triliun di akhir tahun ini, atau tumbuh 10,98% dibandingkan posisi akhri tahun lalu sebesar Rp 1,73 triliun.