JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepertinya optimis menjalan bisnis pengelolaan dana pensiun di tahun ini. Tengok saja, di tengah ketidakpastian situasi pasar akibat perekonomian global dan rencana kenaikan bahan bakar minyak, perseroan tetap agresif mengincar Return on Investment (RoI) sebesar 11% - 12%. Padahal, realisasi RoI yang dikantongi unit usaha Bank Mandiri tersebut sampai September 2014 pun masih di kisaran 10,34%. “Kami optimistis dapat mengejar RoI 11% - 12%, mengingat target dana kelolaan sampai akhir tahun sebanyak Rp 1,1 triliun yang dapat diparkir di delapan paket pilihan investasi,” ujar Rudi Rahman, Direktur DPLK Mandiri, Selasa (14/10). Sebagai strategi, sambung dia, pihaknya akan mempertahankan penempatan dana investasi. Saat ini, masih banyak peserta yang menempatkan dana mereka di keranjang syariah pendapatan tetap, yakni sebesar 67% dari total dana kelolaan yang mencapai Rp 432,7 miliar, sedangkan 28% lainnya ditaruh dalam instrumen deposito dan sisanya tersebar di saham dan lain-lain.
DPLK Bank Mandiri incar return investasi 12%
JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepertinya optimis menjalan bisnis pengelolaan dana pensiun di tahun ini. Tengok saja, di tengah ketidakpastian situasi pasar akibat perekonomian global dan rencana kenaikan bahan bakar minyak, perseroan tetap agresif mengincar Return on Investment (RoI) sebesar 11% - 12%. Padahal, realisasi RoI yang dikantongi unit usaha Bank Mandiri tersebut sampai September 2014 pun masih di kisaran 10,34%. “Kami optimistis dapat mengejar RoI 11% - 12%, mengingat target dana kelolaan sampai akhir tahun sebanyak Rp 1,1 triliun yang dapat diparkir di delapan paket pilihan investasi,” ujar Rudi Rahman, Direktur DPLK Mandiri, Selasa (14/10). Sebagai strategi, sambung dia, pihaknya akan mempertahankan penempatan dana investasi. Saat ini, masih banyak peserta yang menempatkan dana mereka di keranjang syariah pendapatan tetap, yakni sebesar 67% dari total dana kelolaan yang mencapai Rp 432,7 miliar, sedangkan 28% lainnya ditaruh dalam instrumen deposito dan sisanya tersebar di saham dan lain-lain.