JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengincar Return on Investment (RoI) sebesar 11% di sepanjang tahun ini. Target itu akan dicapai melalui strategi investasi yang ciamik dari manajemen maupun asset management. Rudi Rahman, Direktur Keuangan dan Umum DPLK Mandiri mengatakan, tiga keranjang investasi terbesar yang digunakan dalam membiakkan dana kelolaan adalah surat utang negara, deposito dan sukuk. "DPLK Mandiri mengalokasikan dana berdasarkan paket investasi pilihan peserta. Tiga portofolio penempatan dana terbesar ada di surat utang negara sebesar 59%, deposito berjangka 31% dan sukuk 5%," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/4). Adapun, total dana kelolaan perseroan mencapai Rp 3,82 triliun hingga 31 Maret 2015. Itu berarti naik 1.511% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau naik 5,2% ketimbang akhir tahun lalu, yakni Rp 3,63 triliun. Ditargetkan, dana kelolaan hingga akhir tahun nanti akan mencapai Rp 5,4 triliun yang berasal dari produk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). "Kami sangat optimistis pada bisnis DPLK tahun ini. Karena, saat ini, baru sekitar 15% dari total tenaga kerja produktif yang ikut serta dalam program pensiun. Ini merupakan potensi bagi kami untuk menawarkan program pensiun DPLK Mandiri," terang Rudi. Hingga saat ini, total peserta DPLK Mandiri mencapai 44.289 orang. Sebanyak 91% di antaranya masih berasal dari peserta korporasi dan sisanya 9% merupakan peserta ritel. Perseroan sendiri telah meluncurkan produk ritel, yaitu Mandiri DPLK Smile (Simpanan Masa Depan Lengkap) demi mendongkrak jumlah peserta ritel. "Kami menerapkan strategi agresif dan fokus pada peserta. Di antaranya, dengan konsultasi implementasi ISO 9001:2008 dalam hal memperbaiki manajemen mutu produk dan layanan. Kami juga meluncurkan produk yang menyasar pasar ritel, dan fokus pada segmen korporasi di sektor migas," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPLK Mandiri incar RoI 11%
JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengincar Return on Investment (RoI) sebesar 11% di sepanjang tahun ini. Target itu akan dicapai melalui strategi investasi yang ciamik dari manajemen maupun asset management. Rudi Rahman, Direktur Keuangan dan Umum DPLK Mandiri mengatakan, tiga keranjang investasi terbesar yang digunakan dalam membiakkan dana kelolaan adalah surat utang negara, deposito dan sukuk. "DPLK Mandiri mengalokasikan dana berdasarkan paket investasi pilihan peserta. Tiga portofolio penempatan dana terbesar ada di surat utang negara sebesar 59%, deposito berjangka 31% dan sukuk 5%," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/4). Adapun, total dana kelolaan perseroan mencapai Rp 3,82 triliun hingga 31 Maret 2015. Itu berarti naik 1.511% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau naik 5,2% ketimbang akhir tahun lalu, yakni Rp 3,63 triliun. Ditargetkan, dana kelolaan hingga akhir tahun nanti akan mencapai Rp 5,4 triliun yang berasal dari produk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP). "Kami sangat optimistis pada bisnis DPLK tahun ini. Karena, saat ini, baru sekitar 15% dari total tenaga kerja produktif yang ikut serta dalam program pensiun. Ini merupakan potensi bagi kami untuk menawarkan program pensiun DPLK Mandiri," terang Rudi. Hingga saat ini, total peserta DPLK Mandiri mencapai 44.289 orang. Sebanyak 91% di antaranya masih berasal dari peserta korporasi dan sisanya 9% merupakan peserta ritel. Perseroan sendiri telah meluncurkan produk ritel, yaitu Mandiri DPLK Smile (Simpanan Masa Depan Lengkap) demi mendongkrak jumlah peserta ritel. "Kami menerapkan strategi agresif dan fokus pada peserta. Di antaranya, dengan konsultasi implementasi ISO 9001:2008 dalam hal memperbaiki manajemen mutu produk dan layanan. Kami juga meluncurkan produk yang menyasar pasar ritel, dan fokus pada segmen korporasi di sektor migas," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News