JAKARTA. Gejolak pasar yang terjadi lebih dari enam bulan terakhir ini membuat jantung pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sedikit berdegup lebih kencang. Tengok saja, unit usaha bank pelat merah ini enggan mematok pertumbuhan Return on Investment (RoI) lebih dari 10%. Abdul Rahman, Institutional Banking Director Bank Mandiri mengatakan, berkaca pada kondisi pasar yang masih fluktuatif, pihaknya ingin lebih hati-hati dalam memarkirkan dana investasi peserta. Toh, kebanyakan peserta memilih penempatan dana di pendapatan tetap, sebut saja obligasi dan deposito. Sebanyak 70% dari total dana kelolaan DPLK Bank Mandiri yang sebesar Rp 300 miliar hingga akhir Juni 2014 lalu ditempatkan di pendapatan tetap. Sisanya tersebar di reksadana dan saham. “Walhasil, return kami bisa mencapai sekitar 9% -10%. Tetapi, saya tidak berani prediksi lebih tinggi lagi pada semester kedua ini,” terang dia.
DPLK Mandiri tak mau patok return tinggi
JAKARTA. Gejolak pasar yang terjadi lebih dari enam bulan terakhir ini membuat jantung pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sedikit berdegup lebih kencang. Tengok saja, unit usaha bank pelat merah ini enggan mematok pertumbuhan Return on Investment (RoI) lebih dari 10%. Abdul Rahman, Institutional Banking Director Bank Mandiri mengatakan, berkaca pada kondisi pasar yang masih fluktuatif, pihaknya ingin lebih hati-hati dalam memarkirkan dana investasi peserta. Toh, kebanyakan peserta memilih penempatan dana di pendapatan tetap, sebut saja obligasi dan deposito. Sebanyak 70% dari total dana kelolaan DPLK Bank Mandiri yang sebesar Rp 300 miliar hingga akhir Juni 2014 lalu ditempatkan di pendapatan tetap. Sisanya tersebar di reksadana dan saham. “Walhasil, return kami bisa mencapai sekitar 9% -10%. Tetapi, saya tidak berani prediksi lebih tinggi lagi pada semester kedua ini,” terang dia.