DPLK Manulife incar program pesangon migas



JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife keranjingan menggarap program pesangon untuk perusahaan-perusahaan di sektor minyak dan gas (migas) tahun ini. Potensi dana yang masih sangat besar, menjadi salah satu faktor pemicunya.

Chief of Employee Benefit Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan bilang, potensi dana cost recovery di industri migas dalam negeri saat ini mencapai Rp 200 triliun. Namun belum semuanya mengalokasikan dana pesangon, baik di dana pensiun pemberi kerja maupun DPLK. "Ada sekitar 70 perusahaan migas yang masih belum memiliki program pesangon," kata dia, Rabu (5/8).

Meski enggan membocorkan target yang mereka pasang di pasar ini, namun perseroan sudah menyiapkan strategi untuk memperbesar pasar. Diantaranya dengan memperkuat layanan infrastruktur mereka.


Dia mengatakan, saat ini Manulife sudah memiliki layanan aplikasi mobile bernama MiAccount yang memudahkan peserta program pesangon maupun program pensiun di DPLK Manulife. Selain bisa mengetahui jumlah saldo dan manfaat, dengan program ini peserta bisa menentukan perubahan portofolio investasi mereka secara online.

Hal ini akan memudahkan peserta yang berada di remote area, termasuk pekerja pertambangan yang lokasinya tentu jauh dari kantor cabang Manulife. "Sebelum ini perubahan portofolio harus dengan mengisi formulir secara fisik," ungkap dia.

Sementara itu Head of Employee Benefit Distribution Manulife Karyadi Pranoto menambahkan, pihaknya juga akan memaksimalkan penetrasi pasar melalui sales person.  Tenaga penjual ini akan makin sering melakukan perjalanan ke lokasi pertambangan migas untuk menambah nasabah korporat mereka.

Saat ini, DPLK Manulife memiliki 60 orang sales person. "Dari jumlah itu Sekitar 20 orang diantaranya akan fokus untuk menggarap perusahaan migas," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri