JAKARTA. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Gus Irawan Pasaribu, mengkhawatirkan tingkat bunga kredit perbankan nasional yang dianggap sudah terlalu tinggi. Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). "Kita tahu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu pernah mengkhawatirkan bunga perbankan. Ini karena perbankan mengambil margin begitu tinggi," kata Gus di Jakarta, belum lama ini. Gus mengkritik industri perbankan nasional yang menurutnya tak lagi efisien. Sebab, perbankan hanya fokus mengejar Net Interest Margin (NIM) yang setinggi mungkin. Padahal perbankan nasional memiliki fungsi penting memacu pertumbuhan ekonomi nasional. "Saya setuju NIM maksimal 5%," pungkas mantan Direktur Utama Bank Sumut tersebut.
DPR anggap bunga kredit perbankan nasional mahal
JAKARTA. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Gus Irawan Pasaribu, mengkhawatirkan tingkat bunga kredit perbankan nasional yang dianggap sudah terlalu tinggi. Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). "Kita tahu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu pernah mengkhawatirkan bunga perbankan. Ini karena perbankan mengambil margin begitu tinggi," kata Gus di Jakarta, belum lama ini. Gus mengkritik industri perbankan nasional yang menurutnya tak lagi efisien. Sebab, perbankan hanya fokus mengejar Net Interest Margin (NIM) yang setinggi mungkin. Padahal perbankan nasional memiliki fungsi penting memacu pertumbuhan ekonomi nasional. "Saya setuju NIM maksimal 5%," pungkas mantan Direktur Utama Bank Sumut tersebut.