JAKARTA. DPR mencurigai adanya mekanisme pasar gelap dalam penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel. Salah satu indikasinya adalah penjatahan saham kepada perusahaan maupun sekuritas.Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartanto mengatakan, investor ritel belum mendapatkan kepastian saham perusahaan baja nasional itu. Dia menduga saham perdana Krakatau Steel itu telah diborong perusahaan besar. “Seperti calo tiket sepakbola yang sudah memborong tiket terlebih dahulu,” ujar Airlangga dalam sebuah diskusi di DPR, Kamis (4/11).Anggota DPR Bambang Soesatyo juga mencium adanya permainan harga saham yang murah ini. Dengan harga awal Rp 850, dia mengatkaan harga saham bisa laku di atas Rp 1.100 di pasar sekunder. “Kalau investor beli Rp 1.100 saja, maka investor sudah untung Rp 750 miliar yang seharusnya milik negara,” ujar Bambang. Makanya, DPR meminta Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa menjelaskan modus ini. Hingga saat ini, kontroversi soal penawaran saham perdana Krakatau Steel masih terjadi. Selain harganya dianggap terlalu murah, DPR mencium ada proses penjatahan yang tidak wajar.Pemerintah sendiri tetap mempertahanankan harga IPO Krakatau Steel sebesar Rp 850 per saham. Penetapan harga ini berdasarkan masukan dan valuasi dari penjamin emisi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR curigai pasar gelap IPO Krakatau Steel
JAKARTA. DPR mencurigai adanya mekanisme pasar gelap dalam penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel. Salah satu indikasinya adalah penjatahan saham kepada perusahaan maupun sekuritas.Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartanto mengatakan, investor ritel belum mendapatkan kepastian saham perusahaan baja nasional itu. Dia menduga saham perdana Krakatau Steel itu telah diborong perusahaan besar. “Seperti calo tiket sepakbola yang sudah memborong tiket terlebih dahulu,” ujar Airlangga dalam sebuah diskusi di DPR, Kamis (4/11).Anggota DPR Bambang Soesatyo juga mencium adanya permainan harga saham yang murah ini. Dengan harga awal Rp 850, dia mengatkaan harga saham bisa laku di atas Rp 1.100 di pasar sekunder. “Kalau investor beli Rp 1.100 saja, maka investor sudah untung Rp 750 miliar yang seharusnya milik negara,” ujar Bambang. Makanya, DPR meminta Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa menjelaskan modus ini. Hingga saat ini, kontroversi soal penawaran saham perdana Krakatau Steel masih terjadi. Selain harganya dianggap terlalu murah, DPR mencium ada proses penjatahan yang tidak wajar.Pemerintah sendiri tetap mempertahanankan harga IPO Krakatau Steel sebesar Rp 850 per saham. Penetapan harga ini berdasarkan masukan dan valuasi dari penjamin emisi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News