KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat berharap pemerintah tetap melanjutkan rencana penggabungan volume produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) pada tahun 2019 ini. Penggabungan kedua segmen tersebut akan menghindarkan negara dari kebocoran penerimaan cukai. Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi PDI Perjuangan, Indah Kurnia, menyatakan penggabungan SKM dan SPM akan memaksimalkan penerimaan negara dari cukai. Selain itu, penggabungan ini juga akan menghentikan praktek penghindaran pajak pabrikan rokok asing besar yang saat ini masih menikmati tarif cukai murah. Jika hal ini dilakukan, maka kebijakan tersebut juga akan melindungi pabrikan rokok kecil dari persaingan harga dengan pabrikan asing besar. “Salah satu isi dari PMK 146/2017 adalah penggabungan batas produksi untuk SKM dan SPM. Ini (penggabungan) tentunya akan menciptakan persaingan yang lebih sehat di mana pabrikan kecil tidak perlu bersaing dengan pabrikan besar asing,” kata Indah dalam siaran persnya, Senin (11/2).
DPR dorong penggabungan volume produksi SKM dan SPM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat berharap pemerintah tetap melanjutkan rencana penggabungan volume produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) pada tahun 2019 ini. Penggabungan kedua segmen tersebut akan menghindarkan negara dari kebocoran penerimaan cukai. Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi PDI Perjuangan, Indah Kurnia, menyatakan penggabungan SKM dan SPM akan memaksimalkan penerimaan negara dari cukai. Selain itu, penggabungan ini juga akan menghentikan praktek penghindaran pajak pabrikan rokok asing besar yang saat ini masih menikmati tarif cukai murah. Jika hal ini dilakukan, maka kebijakan tersebut juga akan melindungi pabrikan rokok kecil dari persaingan harga dengan pabrikan asing besar. “Salah satu isi dari PMK 146/2017 adalah penggabungan batas produksi untuk SKM dan SPM. Ini (penggabungan) tentunya akan menciptakan persaingan yang lebih sehat di mana pabrikan kecil tidak perlu bersaing dengan pabrikan besar asing,” kata Indah dalam siaran persnya, Senin (11/2).