JAKARTA. Wakil Ketua DPR Pramono Anung mendukung Pertamina untuk mengelola Blok West Madura secara penuh. Dia berharap, pemerintah memberikan lampu hijau bagi perusahaan gas dan minyak nasional itu.Asal tahu saja, pada 7 Mei mendatang, kontrak pengelolaan Blok West Madura akan berakhir. Saat ini, blok tersebut dikelola secara bersama oleh Pertamina, Kodeco, CNOOC, Sinergindo dan Pure Link. Pertama memegang saham sebesar 50% dan sisanya yang lain masing-masing 12,5%.Pramono mengatakan, pemerintah seharusnya mengutamakan Pertamina dalam perpanjangan kontrak tersebut. Dia yakin Pertamina bisa mengoperasikan blok tersebut. "Karena ini sumur yang sederharna, tidak perlu teknologi uang berlebihan," katanya, Selasa (26/4).Bila perpanjangan kontrak itu tidak jatuh ke tangan Pertamina, Pramono justru curiga. Dia mempertanyakan, mengapa pemerintah terkesan ogah memberikan tugas kepada perusahaan tersebut menjadi operator blok tersebut."Praktik-praktik seperti ini sering terjadi dan ini merugikan bangsa ini. Kami mengkawatirkan ini ada sesuatu yang tersembuyi,” tegas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut.Pertamina sendiri sudah menyatakan serius menggarap blok tersebut. Perusahaan ini berjanji mengucurkan dana sebesar US$ 1 miliar untuk mengelola blok minyak tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR dukung Pertamina kelola blok West Madura
JAKARTA. Wakil Ketua DPR Pramono Anung mendukung Pertamina untuk mengelola Blok West Madura secara penuh. Dia berharap, pemerintah memberikan lampu hijau bagi perusahaan gas dan minyak nasional itu.Asal tahu saja, pada 7 Mei mendatang, kontrak pengelolaan Blok West Madura akan berakhir. Saat ini, blok tersebut dikelola secara bersama oleh Pertamina, Kodeco, CNOOC, Sinergindo dan Pure Link. Pertama memegang saham sebesar 50% dan sisanya yang lain masing-masing 12,5%.Pramono mengatakan, pemerintah seharusnya mengutamakan Pertamina dalam perpanjangan kontrak tersebut. Dia yakin Pertamina bisa mengoperasikan blok tersebut. "Karena ini sumur yang sederharna, tidak perlu teknologi uang berlebihan," katanya, Selasa (26/4).Bila perpanjangan kontrak itu tidak jatuh ke tangan Pertamina, Pramono justru curiga. Dia mempertanyakan, mengapa pemerintah terkesan ogah memberikan tugas kepada perusahaan tersebut menjadi operator blok tersebut."Praktik-praktik seperti ini sering terjadi dan ini merugikan bangsa ini. Kami mengkawatirkan ini ada sesuatu yang tersembuyi,” tegas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut.Pertamina sendiri sudah menyatakan serius menggarap blok tersebut. Perusahaan ini berjanji mengucurkan dana sebesar US$ 1 miliar untuk mengelola blok minyak tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
