DPR Dukung Rencana BNI Tambah Kantor Cabang di Luar Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)  akan menambah dua  Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) tahun ini, yakni di Amerika Serikat (AS) dan Australia. Rencana tersebut akan melengkapi 7 KCLN yang sudah dimiliki perseroan aat ini.

Direktur Wholesale & International Banking BNI, Silvano Rumantir mengatakan rencana tersebut merupakan mandat dari Kementerian BUMN untuk menjadi Indonesian International Leading Bank. “BNI diberikan mandat oleh Kementerian BUMN untuk menjadi Indonesia Internasional Leading Bank. Untuk menjawab pertanyaan itu, kami miliki strategi follow the Indonesia client,” ujar Silvano, belum lama ini.

Meski demikian, pihaknya akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian atau prudent dalam melakukan ekpansi. Namun, Silvano memastikan bahwa kehadiran BNI dapat memberikan nilai tambah.


“Di  Amerika sendiri saat ini kami sudah memiliki kantor luar negeri atau KLN di New York, namun tentunya kami terbuka dan terus menggali potensi-potensi yang ada baik di bagian lain di Amerika, maupun di Australia di mana hal-hal yang menjadi consideration,” kata Silvano.

Baca Juga: BNI Telah Salurkan Kredit Investasi Rp160,5 Triliun Pada Tahun 2023

BNI mempertimbangkan sejumlah hal dalam membuka KLN. Pertama, mapping perusahaan Indonesia yang melakukan bisnis di negara tersebut. Kedua, mapping perusahaan negara yang melakukan bisnis di Indonesia.

Ketiga, detail tentang dispora Indonesia di negara tersebut. Keempat, investasi dari negara tersebut di Indonesia dan hubungan perdagangan dengan negara tersebut atau ekspor impor. Terakhir, potensi UMKM yang bisa go global ke negara-negara tersebut. 

Anggota Komisi XI DPR RI, Eriko Sotarduga, mendukung rencana ekspansi KCLN BNI tersebut. Menurutnya, BNI memang harus melebarkan sayapnya di luar negeri terutama di kota-kota tier 2 atau 3 mengingat banyak WNI yang bekerja atau berbisnis di wilayah tersebut.

"Ini masih sangat luas pasarnya. BNI sudah hadir di Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korea dan maksimalkan untuk masuk juga ke kota-kota yang bukan kota besar. Karena kita sudah menjalin treaty dengan negara-negara itu dan ada equal treatment saing bisa membuka kantor cabang," kata Eriko

Dicontohkan, di Taiwan masih ada kota Taichung selain Taiwan. Atau di Malaysia masih ada kota Penang, Kuching dan Kinabalu selain Kuala Lumpur. Atau di Jepang masih banyak kota lain selain Tokyo dan Osaka.

"Penting sekali BNI membuka dan melebarkan sayap di tak hanya di pusat kota atau ibu kota. Sayang kalau WNI yang tinggal di kota-kota tersebut enggak dirangkul. Belum lagi di Uni Eropa yang ekonominya sedang berat tapi banyak juga pengusaha menengah dan besar dari kita. Ada juga kan pengusaha restoran di Inggris dapat pembiayaan dari BNI. Jadi perluas pasar luar negeri," paparnya.

Baca Juga: BNI Kuncurkan Fasilitas Kredit Rp 1,35 Triliun ke CUAN

Ia berharap BNI juga bisa melalui tantangan bisnis di tahun 2024 yang penuh ketidakpastian di tengah adanya perhelatan pemilu maupun dinamika geopolitik global yang tak terprediksi. Kondisi tersebut menurutnya berpotensi menarik laju NPL atau kredit macet. Apalagi, kebijakan restrukturisasi kredit OJK juga akan segera berakhir pada 31 Maret 2024.

"BNI harus siap menghadapi unpredictable 2024. Di situ ada pemilu dan lain sebagianya. Sekali lagi BNI harus hati-hati dengan kondisi di 2024 yang unpredictable, hati-hati terhadap NPL yang pastinya risikonya lebih besar. BNI harus mencadangkan lebih besar lagi," imbuhnya. Selain itu, kata dia, BNI harus konsisten menggarap bisnis corporate banking karena tren perbankan global mengarah ke sana. Ia menyebut, bank-bank global saat ini, termasuk Citi, kini tezgah fokus melayani segmen korporasi dan melepas segmen ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk