JAKARTA. Kalangan DPR di Komisi VII DPR mendesak pemerintah memangkas patokan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) untuk tahun anggaran 2011. Mereka meminta, ICP bakal dibawah US$ 80 per barel.Kalangan dewan menilai harga minyak mentah itu terlalu tinggi untuk tahun depan. Ini lantaran, kondisi ekonomi 2011 mendatang akan lebih baik dari 2010. "Tahun depan, banyak yang meramalkan tidak ada perang di kawasan Timur Tengah, ini menyebabkan pasokan minyak akan meningkat," kata Muhammad Idris Lutfhi, anggota Komisi VII dari Fraksi PKS saat rapat kerja dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BP Migas, Kamis (2/9).Apalagi, dalam hitungan pemerintah, pasokan minyak dunia juga meningkat, baik dari anggota OPEC maupun tidak. Selain itu, selama 2010 ini, harga rata-rata minyak yang diperkirakan US$ 80 per barel ternyata juga berada dibawahnya. "Sampai saat ini, rata-rata ICP sekitar US$ 77 per barel. Padahal, ini dalam kondisi krisis global dengan pasokan minyak yang lebih sedikit," kata Dito Ganinduto, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut.Cuma, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo bilang, sulit untuk menurunkan ICP. Dia berdalih perhitungan ICP tersebut sudah memasukan berbagai faktor terutama, dengan memperhitungkan harga minyak global pada 2011 yang diperkirakan mencapai US$ 83,5 per barel. "Biasanya, harganya ICP selisih US$ 2 per barel dibandingkan harga minyak global," kata Evita.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR: Harga patokan minyak tahun depan terlalu tinggi
JAKARTA. Kalangan DPR di Komisi VII DPR mendesak pemerintah memangkas patokan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) untuk tahun anggaran 2011. Mereka meminta, ICP bakal dibawah US$ 80 per barel.Kalangan dewan menilai harga minyak mentah itu terlalu tinggi untuk tahun depan. Ini lantaran, kondisi ekonomi 2011 mendatang akan lebih baik dari 2010. "Tahun depan, banyak yang meramalkan tidak ada perang di kawasan Timur Tengah, ini menyebabkan pasokan minyak akan meningkat," kata Muhammad Idris Lutfhi, anggota Komisi VII dari Fraksi PKS saat rapat kerja dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BP Migas, Kamis (2/9).Apalagi, dalam hitungan pemerintah, pasokan minyak dunia juga meningkat, baik dari anggota OPEC maupun tidak. Selain itu, selama 2010 ini, harga rata-rata minyak yang diperkirakan US$ 80 per barel ternyata juga berada dibawahnya. "Sampai saat ini, rata-rata ICP sekitar US$ 77 per barel. Padahal, ini dalam kondisi krisis global dengan pasokan minyak yang lebih sedikit," kata Dito Ganinduto, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut.Cuma, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo bilang, sulit untuk menurunkan ICP. Dia berdalih perhitungan ICP tersebut sudah memasukan berbagai faktor terutama, dengan memperhitungkan harga minyak global pada 2011 yang diperkirakan mencapai US$ 83,5 per barel. "Biasanya, harganya ICP selisih US$ 2 per barel dibandingkan harga minyak global," kata Evita.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News