DPR kecewa, LPEI tak dukung UMKM



JAKARTA. Kinerja PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesian EximBank boleh saja melampaui target. Tapi Komisi XI DPR merasa tetap kecewa dengan kinerja LPEI. Pasalnya, perusahaan ini masih kurang mendukung pembiayaan ekspor usaha kecil dan menengah (UKM). Padahal, awal mula pendirian LPEI adalah untuk mendukung pengusaha UMKM dalam menjual produk ke luar negeri. Memang, LPEI mampu mengembangkan pembiayaan ekspor. Hanya saja, pembiayaan tersebut bukan untuk UKM, tapi sebagian besar untuk korporasi. Bahkan, dari realisasi kinerja keuangan LPEI selama 2009 kemarin, tidak ada satu peser pun pembiayaan ekspor UKM. Sedang di tahun 2010, LPEI baru menyalurkan pembiayaan untuk UKM sekitar Rp 280 miliar dari target tahun ini sebesar Rp 1 triliun. Padahal, target pembiayaan LPEI tahun ini mencapai Rp 16,7 triliun. "Ini mengecewakan, karena sudah menyalahi tujuan awal pendirian," kata Kamaruddin Sjamsudin, anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar saat rapat kerja dengan LPEI, Kamis (26/8). Saat ini, pembiayaan LPEI malah menyasar sektor korporasi. Padahal, mestinya hal tersebut dilakukan oleh bank umum. Itulah sebabnya Komisi XI meminta agar LPEI lebih mengutamakan pembiayaan UKM. "LPEI harus terus menambah porsi pembiayaan ke UKM," kata Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI. I Made Gde Irata, Direktur Eksekutif LPEI mengakui pembiayaan ekspor untuk UKM masih kecil. "Tapi kami terus meningkatkan alokasinya sepanjang waktu," kata Irata. Ke depan, Irata optimis pembiayaan ekspor UKM akan meningkat. Karena, LPEI baru sudah mengajak kerjasama komunitas-komunitas UKM yang melakukan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.