JAKARTA. Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto menilai PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) melakukan kesalahan besar dengan membeli MA60. Padahal Merpati sampai saat ini masih terbelit utang Rp 6,5 triliun. "Salahnya Merpati disuruh beli MA60, ya udah salah," ujar Airlangga, di Kementerian Perdagangan, Selasa (12/11).Dengan pembelian pesawat MA60, Merpati dinilai Erlangga menghabiskan sisa anggarannya sebesar Rp 2 triliun dengan sia-sia. Pasalnya Merpati hingga saat ini tidak mendapat izin untuk terbang dan mendapatkan rute. "MA60 itu Rp 2 triliun itu tidak main-main, dan itu memberatkan," ungkap Airlangga.Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Menteri BUMN RI Dahlan Iskan menegaskan restrukturisasi utang adalah jalan satu-satunya menghidupkan kembali maskapai penerbangan BUMN tersebut. Dahlan menegaskan tidak akan menyuntikkan anggaran bantuan kepada Merpati, karena ia ingin maskapai tersebut bisa bangkit sendiri."Tidak ada jalan lain (restrukturisasi)," ungkap Dahlan beberapa waktu lalu. (Tribunnews.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR: Kesalahan Merpati membeli pesawat baru MA60
JAKARTA. Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto menilai PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) melakukan kesalahan besar dengan membeli MA60. Padahal Merpati sampai saat ini masih terbelit utang Rp 6,5 triliun. "Salahnya Merpati disuruh beli MA60, ya udah salah," ujar Airlangga, di Kementerian Perdagangan, Selasa (12/11).Dengan pembelian pesawat MA60, Merpati dinilai Erlangga menghabiskan sisa anggarannya sebesar Rp 2 triliun dengan sia-sia. Pasalnya Merpati hingga saat ini tidak mendapat izin untuk terbang dan mendapatkan rute. "MA60 itu Rp 2 triliun itu tidak main-main, dan itu memberatkan," ungkap Airlangga.Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Menteri BUMN RI Dahlan Iskan menegaskan restrukturisasi utang adalah jalan satu-satunya menghidupkan kembali maskapai penerbangan BUMN tersebut. Dahlan menegaskan tidak akan menyuntikkan anggaran bantuan kepada Merpati, karena ia ingin maskapai tersebut bisa bangkit sendiri."Tidak ada jalan lain (restrukturisasi)," ungkap Dahlan beberapa waktu lalu. (Tribunnews.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News