JAKARTA. Komisi VI DPR RI telah menyetujui penerbitan saham baru (right issue) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bank yang fokus pada kredit perumahan ini bisa leluasa untuk menyalurkan kreditnya dengan suntikan dana baru. Direktur Utama BTN Iqbal Latanro menjelaskan rights issue BTN maksimal 12,91%. Pemerintah menargetkan total dana yang diperoleh sekitar Rp 2,4 triliun dengan asumsi harga Rp 1.620 per saham dan jumlah saham yang akan diterbitkan 1,5 juta saham. "Waktu right issue ini akan disesuaikan dengan kondisi pasar. Kami inginnya sekitar Oktober 2012 karena memakai dasar pembukuan April 2012," kata Iqbal dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR Jakarta, Rabu (27/6/2012). Dana hasil right issue ini akan digunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit. Sekadar catatan, di tahun ini BTN menargetkan ekspansi kredit sebesar 26%. Dengan right issue tersebut, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BTN akan naik dari sekitar 14% menjadi 18%. Sehingga, rasio CAR BTN akan jauh dari ketentuan Bank Indonesia (BI) di level 11%. Melalui right issue tersebut, saham pemerintah akan berkurang (terdilusi) dari sebelumnya sekitar 72,91 persen menjadi hanya 60% (6,354 miliar saham). Sementara saham publik akan meningkat dari 27,08% menjadi 40% (4,23 miliar saham). Untuk memuluskan rencana tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi rights issue yaitu PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. "Bahana ditunjuk sebagai joint lead underwriter," tambah Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu A Djajanto. Nantinya, ketiga sekuritas BUMN tersebut dipersilakan untuk mencari broker asing guna menawarkan saham BTN itu kepada investor mancanegara. Kementerian BUMN tidak akan ikut campur dalam menentukan agen penjual global (international selling agent). (Didik Purwanto, Tri Wahono/Kompas.com) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR merestui pelaksanaan right issue BBTN
JAKARTA. Komisi VI DPR RI telah menyetujui penerbitan saham baru (right issue) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bank yang fokus pada kredit perumahan ini bisa leluasa untuk menyalurkan kreditnya dengan suntikan dana baru. Direktur Utama BTN Iqbal Latanro menjelaskan rights issue BTN maksimal 12,91%. Pemerintah menargetkan total dana yang diperoleh sekitar Rp 2,4 triliun dengan asumsi harga Rp 1.620 per saham dan jumlah saham yang akan diterbitkan 1,5 juta saham. "Waktu right issue ini akan disesuaikan dengan kondisi pasar. Kami inginnya sekitar Oktober 2012 karena memakai dasar pembukuan April 2012," kata Iqbal dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR Jakarta, Rabu (27/6/2012). Dana hasil right issue ini akan digunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit. Sekadar catatan, di tahun ini BTN menargetkan ekspansi kredit sebesar 26%. Dengan right issue tersebut, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BTN akan naik dari sekitar 14% menjadi 18%. Sehingga, rasio CAR BTN akan jauh dari ketentuan Bank Indonesia (BI) di level 11%. Melalui right issue tersebut, saham pemerintah akan berkurang (terdilusi) dari sebelumnya sekitar 72,91 persen menjadi hanya 60% (6,354 miliar saham). Sementara saham publik akan meningkat dari 27,08% menjadi 40% (4,23 miliar saham). Untuk memuluskan rencana tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi rights issue yaitu PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. "Bahana ditunjuk sebagai joint lead underwriter," tambah Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu A Djajanto. Nantinya, ketiga sekuritas BUMN tersebut dipersilakan untuk mencari broker asing guna menawarkan saham BTN itu kepada investor mancanegara. Kementerian BUMN tidak akan ikut campur dalam menentukan agen penjual global (international selling agent). (Didik Purwanto, Tri Wahono/Kompas.com) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News