DPR minta pemerintah audit delapan importir gula rafinasi



JAKARTA. Komisi VI DPR meminta pemerintah mengaudit delapan importir gula rafinasi. Permintaan audit itu lantaran ada dugaan permainan nakal dari beberapa importir yang menyebabkan membanjirnya jumlah gula rafinasi di pasaran. "Saya pikir perlu ada audit detail terhadap delapan importir, termasuk soal izinnya untuk berapa ton sehingga kita bisa jawab apa perusahaan ini yang sebabkan membanjirnya gula rafinasi di pasaran," tutur anggota Komisi VI DPR Edhy Prabowo, pada rapat dengan pendapat (RDP) dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BUMN gula dan Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Selasa (14/6). Nantinya, audit itu akan bisa menunjukkan jumlah importir yang nakal, dalam artian, mendatangkan gula rafinasi melebihi ketentuan pemerintah. Dalam audit itu, dia meminta, agar ditelusuri penjelasan teknis impor gula rafinasi terkait bea masuk dan kebijakan yang mengizinkan importir. Nantinya, hasil audit itu akan digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kebijakan impor gula rafinasi. Selain itu, dia mendesak, agar pemerintah melakukan pemeriksaan mendalam tentang kemungkinan impor gula rafinasi yang melebihi jatah lantaran porsi suplai gula rafinasi yang membanjir di pasaran akan mempengaruhi tingkat harga. "Apalagi seharusnya gula rafinasi hanya untuk industri, bukan konsumsi," ujar dia. Indikasi melimpahnya gula rafinasi di pasaran, kata dia, terlihat dari sulitnya memasukkan produk PTPN ke beberapa daerah seperti Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Dia menduga daerah itu telah mendapat suplai gula untuk konsumsi dari gula rafinasi. "Kami harap pemerintah melakukan kroscek hal ini," kata dia. Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid pun mempertanyakan pihak yang menerbitkan izin impor gula rafinasi itu. Sebab, jika dibandingkan antara kebutuhan dan produksi gula rafinasi diperkirakan terjadi kelebihan pasokan mencapai jutaan ton. "Kalau saya lihat data Dewan Gula, ada kelebihan pasokan, harga gula pasti hancur 2011 ini," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.